
DKPP Bantul Sebut PMK pada Hewan Ternak Tidak Menular ke Manusia
Ternak sapi di wilayah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Foto: ANTARABANTUL– Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut virus Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, terutama sapi, tidak menular ke manusia apabila daging hewan tersebut dikonsumsi.
"Itu PMK bukan zoonosis, jadi daging aman dikonsumsi. Makanya kita ada edukasi, harapan kami kita ada sosialisasi ke masyarakat tidak usah trauma dengan adanya PMK," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, di Bantul, Minggu (19/1).
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir dengan merebaknya kasus PMK pada sapi yang saat ini terjadi termasuk di wilayah Kabupaten Bantul, sebab tidak ada pengaruh ke daging sapi meski hewan ternak tersebut dipotong.
"Untuk stok daging sapi kelihatannya masih aman, tidak ada kendala, harga jual daging tidak ada masalah, tidak ada penurunan permintaan daging di masyarakat," katanya.
Dia mengatakan hanya saja pemerintah daerah telah mengambil langkah untuk menutup sementara Pasar Hewan Imogiri, agar tidak ada transaksi jual beli ternak yang bisa memicu penularan PMK dari ternak sakit ke sapi yang sehat.
Pihaknya juga meminta masyarakat peternak sapi untuk tidak menjual ternak dengan harga murah apalagi di bawah harga pasaran, yang justru bisa merugikan sendiri di tengah kemunculan virus PMK pada ternak.
"Peternak agar tidak terus menjual dengan harga murah, tetapi dikandangkan, kita lakukan desinfeksi, kita obati sapi yang sakit, kita pisah dengan yang sehat, mudah-mudahan bisa sembuh," katanya.
Menurut dia, berdasarkan laporan kasus PMK di Bantul, penyakit tersebut mengakibatkan kematian ternak sebanyak 37 sapi dan yang sakit 337 sapi. Pemkab Bantul saat ini terus berupaya menanggulangi penyakit itu, salah satunya dengan melakukan vaksinasi.
"Untuk vaksin PMK, Kabupaten Bantul juga akan mendapat alokasi dari pemerintah sebanyak 33.000 dosis. Kami juga mengimbau peternak terutama yang perekonomian tinggi untuk mandiri untuk vaksinasi mandiri," katanya.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas bisa Diakses Semua Warga
- 3 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 4 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
- 5 Menbud Harap MoU Kerja Sama Budaya Indonesia-Turki Segera Rampung
Berita Terkini
-
Sejumlah Musisi Tanah Air Meriahkan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2025
-
Pengemudi Online Kerja di Dua Aplikasi Bisa Dapet BHR
-
Jaga Stamina Selama Ibadah Puasa, Dosen UGM Bagikan Tipsnya
-
QRIS Tap Bisa Dipakai Lewat wondr by BNI, Naik Transportasi Jadi Makin Mudah
-
THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi