Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengamanan Ibu Kota l Pengamanan Pemilu Tantangan Utama Kapolda Baru

DKI Harus Jauh dari Isu SARA

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kapolda Metro Jaya yang baru dinilai mampu menciptakan situasi kondusif tanpa isu SARA di Ibu Kota

JAKARTA - Tugas berat disandang Kapolda Metro Jaya untuk menciptakan kondisi aman dan terbebas dari SARA dalam penyelenggaraan Pemilu Serentak di Ibu Kota. Anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, meyakini Irjen Gatot Edy Pramono sebagai Kapolda Metro Jaya dengan pengalaman dan pemikirannya sebagai doktor krimonologi akan mampu menciptakan situasi kondusif tanpa isu SARA di Ibu Kota saat perhelatan pesta demokrasi lima tahunan ini.

Sahroni mengungkapkan, sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot juga telah mengenal dengan baik karakter kehidupan maupun kriminalitas di Ibu Kota. Lulusan Akpol 88 ini sempat menjabat sebagai Kapolres Jakarta Selatan pada tahun 2009 dan kemudian dipercaya sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya di tahun 2011.

Berbicara pendidikan dan konsep pemikiran, Gatot Edy yang pada tahun 2015 masih berpangkat Brigjen berhasil meraih gelar Doktor Kriminologi Universitas Indonesia (UI). Gatot meraih gelar itu dengan mempertahankan disertasi berjudul Transformasi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Menjadi Kelompok Kekerasan (Studi terhadap Kekerasan Kelompok oleh Empat Ormas di Jakarta). Ormas yang menjadi subjek penelitian Gatot adalah Forum Betawi Rempug (FBR), Pemuda Pancasila, Forkabi, dan Kembang Latar.

"Saya yakin Irjen Gatot Edy Pramono sebagai Kapolda Metro Jaya nantinya akan mampu mengamankan stabilitas di Ibu Kota, khususnya saat Pemilu Serentak 17 April mendatang. Gatot memiliki rekam jejak bagus dalam pengalaman maupun akademisi. Dia mengenal karakter Jakarta sejak menjabat sebagai Kapolres Jakarta Selatan dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya," papar Sahroni, di Jakarta, Selasa (22/1).

Menurutnya, Gatot tidak hanya memiliki pengalaman bertugas di Jakarta, tetapi juga salah satu polisi cerdas yang mampu meraih gelar doktor kriminologi. Konsep pemikirannya akan sangat efektif meredam berbagai kriminalitas.

Politisi NasDem ini menambahkan, pengalaman Gatot sebagai Kepala Satgas Nusantara sejak awal tahun 2018 akan berdampak positif pada penanganan potensi gangguan gangguan Kantibmas dalam pesta demokrasi di Ibu Kota. Bermodalkan kemampuan tersebut, Sahroni berharap Gatot mampu mengeliminir isu SARA sehingga dinamika politik saat Pilkada DKI yang sarat dengan isu agama tak terulang di Pemilu Serentak yang akan digerar 17 April 2019.

"Pilkada DKI 2017 yang masih memunculkan isu SARA sehingga menciptakan dinamika politik dan melemahkan hubungan bermasyarakat menjadi pelajaran. Ini adalah tantangan Kapolda Metro Jaya dalam mengamankan Ibu Kota saat Pemilu serentak. Saya berharap dan optimis Gatot sebagai Kapolda Metro dengan berbagai pengalamannya mampu mengeliminir isu SARA di Ibu Kota," Sahroni berkomentar.

Pergantian Kabareskrim

Selain sosok Kapolda Metro, profil lain yang menjadi sorotan Sahroni dalam mutasi Polri kali ini adalah Kabareskrim. Irjen Idham Azis yang kursinya diambil alih oleh Gatot akan menempati posisi Kabareskrim. Sahroni memandang Idham sangat layak mendapat kepercayaan sebagai Kabareskrim. Keberhasilan mengamankan Polda Metro Jaya sejak menggantikan Irjen M Iriawan menjadi salah satu bukti kinerjanya.

Ketegasan Idham dalam memimpin diharapkan Sahroni menjadi modal penting dalam membenahi dan meningkatkan kinerja Bareskrim sehingga isu adanya oknum bermain kasus maupun tebang pilih penanganan perkara yang saat ini masih tergambar di benak masyarakat akan menghilang.

"PR terbesar Kabareskrim membuktikan kepada masyarakat tak ada tebang pilih dalam penanganan perkara. Kabareksrim harus mampu memperlihatkan profesionalisme dan integritasnya," pesan Sahroni.

Dalam kesempatan yang sama, Sahroni mengingatkan Idham sebagai pimpinan tertinggi Reserse Kriminal dapat terus memacu kinerja jajarannya di Direktorat IV Narkoba untuk menjadikan Indonesia tak lagi menjadi surga para bandar narkoba. ion/E-3

Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top