Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Inflasi Pangan

Diversifikasi Pangan Solusi Tangani Lonjakan Harga Beras

Foto : ANTARA/HENRY PURBA

ESTHER SRI ASTUTI Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef) - Kita harus penuhi perut kita sendiri dari produksi dalam negeri. Jangan mengandalkan pangan dari negara lain. Kita harus melakukan swasembada pangan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Upaya pemerintah menjaga ketahanan pangan dengan mengimpor komoditas beras untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terbukti gagal menahan kenaikan harga beras. Kegagalan itu karena CBP seharusnya memprioritaskan penyerapan produksi petani dalam negeri, bukan dari impor.

Sementara itu, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah ditetapkan lebih rendah dari harga yang ada di petani. Akibatnya, Bulog tidak berani membeli produksi petani karena harganya lebih tinggi dari yang ditetapkan.

Direktur Program Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, di Jakarta, Jumat (2/2), mengatakan diversifikasi pangan merupakan salah satu kunci dalam menangani lonjakan harga beras saat ini.

"Saya kira kita tidak harus makan beras. Ada macam-macam sumber karbohidrat, tidak hanya dari beras, bisa dari singkong, sorgum. Jadi, konkretnya adalah diversifikasi pangan," kata Esther.

Strategi itu, katanya, memiliki potensi untuk menciptakan kestabilan pada pasokan pangan dan mengurangi risiko inflasi seiring dengan kenaikan harga beras. Ia mencontohkan masyarakat Papua sebaiknya tidak dipaksa untuk mengonsumsi beras, melainkan diberi kebebasan untuk tetap makan umbi-umbian dan sagu sesuai dengan kebiasaan mereka.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top