Diversifikasi Pangan Harus Mulai Dijalankan secara Konsisten
MASYHURI Guru Besar Ekonomi Pertanian UGM - Untuk kasus ketahanan pangan Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan satu cara saja, tapi harus mengombinasikan dari on farm atau hulu sampai off farm atau hilir, termasuk gagasan mengubah volatile food menjadi komponen inflasi inti.
Menanggapi pernyataan pejabat Kemendag itu, Guru Besar Ekonomi Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Masyhuri, mengatakan tantangan ketahanan pangan di Indonesia tidak bisa disamakan dengan Singapura. Sebab, jumlah penduduk yang harus diberi makan di Indonesia jauh lebih banyak dibanding Singapura, bahkan tidak bisa dibandingkan.
Singapura hanya memiliki penduduk sekitar enam juta jiwa, sedangkan Indonesia sekitar 280 juta. Hal itu berarti kebutuhan pangan di Singapura hanya 2 persen persen dari kebutuhan pangan Indonesia.
"Untuk kasus ketahanan pangan Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan satu cara saja, tapi harus mengombinasikan dari on farm atau hulu sampai off farm atau hilir, termasuk gagasan mengubah volatile food menjadi komponen inflasi inti," kata Masyhuri.
Di hulu, diversifikasi pangan harus segera mulai dijalankan secara konsisten terus-menerus. Sementara langkah untuk manajemen stok juga harus terus diperkuat. Jangan sampai buruknya manajemen stok pada tahun ini terulang kembali di tahun-tahun mendatang.
"Sudah tahu akan ada El Nino dari tahun lalu kok stoknya tidak ditambah? Bagaimana mau melakukan stabilisasi harga kalau stoknya tidak ada?" tanya Masyhuri.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya