Dissanayaka Dilantik Jadi Presiden Sri Lanka
Anura Kumara Dissanayaka
Foto: AFP/ISHARA S KODIKARACOLOMBO - Politisi sayap kiri Anura Kumara Dissanayaka pada Senin (23/9) dilantik sebagai Presiden Sri Lanka setelah sehari sebelumnya ia dinyatakan sebagai pemenang dalam pilpres yang digelar Sabtu (21/9) lalu dimana ia berhasil mengalahkan petahana Ranil Wickremesinghe.
Saat berpidato setelah dilantik, Dissanayaka berjanji untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap politik, tetapi ia juga mengatakan memiliki solusi ajaib untuk mengobati krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Sri Lanka.
Dissanayaka, 55 tahun, adalah politisi penganut Marxisme dari Front Pembebasan Rakyat (JVP). Sebelumnya Dissanayaka sebagai politisi yang dianggap sebelah mata sedangkan partainya pernah memimpin dua kali pemberontakan yang gagal dan menewaskan puluhan ribu orang pada era '70-an dan '80-an. Akan tetapi partai itu kini mendapat lonjakan dukungan setelah krisis ekonomi 2022 yang membuat jutaan rakyat biasa Sri Lanka menderita.
Dissanayaka, putra seorang buruh, dilantik oleh kepala hakim Jayantha Jayasuriya dalam sebuah upacara yang disiarkan televisi yang dihadiri oleh para diplomat, anggota parlemen, pendeta Buddha dan pendeta lainnya, serta militer.
"Saya bukan tukang sihir, saya bukan ahli sihir, saya warga biasa," ujar Dissanayaka setelah mengambil sumpah. "Saya memiliki kekuatan dan keterbatasan, hal-hal yang saya ketahui dan hal-hal yang tidak saya ketahui. Tanggung jawab saya adalah menjadi bagian dari upaya kolektif untuk mengakhiri krisis ini," imbuh dia.
Setelah dilantik, Dissanayaka menggantikan Ranil Wickremesinghe, yang menjabat saat Sri Lanka mengalami puncak krisis keuangan setelah pemerintah gagal bayar utang luar negeri dan negara mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan selama berbulan-bulan.
Untuk mengatasi krisis, Wickremesinghe, 75, memberlakukan kenaikan pajak yang tinggi dan tindakan penghematan lainnya berdasarkan ketentuan dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF). Kebijakannya memang bisa mengakhiri kekurangan dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi, tetapi mengakibatkan jutaan orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
Susun Kabinet
Karena Perdana Menteri Dinesh Gunawardena mengundurkan diri sesaat sebelum upacara pelantikan, hal itu membuka jalan bagi Dissanayaka untuk menunjuk kabinetnya sendiri.
Partai Dissanayaka sendiri telah mengatakan ingin memiliki pemerintahan sementara hingga parlemen baru terpilih. Partai JVP saat hanya memiliki tiga anggota parlemen dari 225 anggota legislatif.
Menanggapi kekhawatiran tentang sikap historis JVP yang anti-Barat dan anti-India, Dissanayaka mengatakan ia menginginkan dukungan internasional untuk membangun kembali ekonomi. Pada pilpres lalu, Dissanayaka terpilih dengan perolehan suara hanya sekitar 42 persen, terendah sejak pemilihan presiden dimulai 1988.
"Adalah tanggung jawab saya untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari mereka yang tidak memilih saya atau menaruh kepercayaan pada saya," kata Dissanayaka.AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- KPU RI Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Sekitar 82 Persen
- Program Bumi Berdaya Pacu Daya Saing SDM
- Sampah Hasil Pendakian di Gunung Rinjani Capai 31 Ton
- COP29 Diperpanjang, Negara Miskin Tolak Tawaran 250 Miliar Dollar AS
- Belanda Pertama Kali Melaju ke Final Piala Davis Usai Kalahkan Jerman