Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Disiapkan Teknologi Penyimpanan Cabai di Brebes

Foto : Istimewa

Penyimpanan Cabai

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengakui bahwa harga cabai, terutama cabai rawit merah, kian mahal sehingga pihaknya tengah merampungkan teknologi penyimpanan barang pokok, salah satunya cabai di Brebes.

Berdasarkan pantauan harga di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Senin, harga rata-rata cabai rawit Nasional mencapai Rp78.250/kg. Sejumlah provinsi lainnya seperti Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat, bahkan mencapai Rp110.000-Rp111.650/kg.

"Saya ingatkan memang sampai hari ini belum ada satu teknologi yang bisa diterapkan pemerintah. Karena Indonesia maunya cabainya merah dan segar. Cabai itu mungkin hanya bisa bertahan 30 hari. Ketika paceklik harganya tinggi, ketika panen harga turun jatuh," kata Mendag Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (11/1).

Mendag menilai bahwa dalam satu tahun setidaknya harga cabai mengalami lonjakan enam kali dan harga jatuh saat panen enam kali. Hal itu karena sampai saat ini belum ada teknologi penyimpanan yang mutakhir dapat menyimpan bahan pokok ketika panen raya untuk dijual kembali pada saat harga berpotensi melonjak.

Oleh karenanya Kemendag saat ini tengah merampungkan sistem pendingin atau Control Atmosphere System di Brebes, Jawa Tengah. Dengan teknologi tersebut, bahan pokok bisa bertahan 7-12 bulan.

"Kita lagi coba terutama di Brebes dengan sistem pendingin. Kita sedang kerjakan mudah-mudahan pada kesempatan pertama bisa digalakkan, terutama di sentra-sentra cabai di Boyolali, Jawa Timur," kata Mendag Lutfi seperti dikutip dari Antara .

Sebelumnya Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan pihaknya memastikan bahwa kondisi harga cabai yang tinggi saat ini akan berangsur pulih di minggu ketiga.

Kepastian tersebut disebut Agung setelah pemerintah melakukan kontak konfirmasi dengan para petani di sejumlah sentra produksi.

"Minggu ketiga bulan ini harga cabai kembali normal. Yang jelas sampai akhir Desember kemarin produksi kita memang aga sedikit berkurang dibandingkan bulan bulan sebelumnya. Tapi Januari kita sudah kembali normal," kata Agung.

Ia mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan harga cabai. Ketiga faktor itu yakni faktor hari besar seperti perayaan Natal dan Tahun Baru yang menyebabkan permintaan meningkat, serta adanya faktor cuaca buruk yang disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan, sehingga produksi menurun.

"Faktor yang terakhir adalah terganggunya distribusi akibat banjir baik yang dari petani maupun dari sentra produksi. Kebanjiran itu bukan hanya di produksi saja yang terganggu, namun juga pada operasional distribusinya," ujar Agung.bud/E-9

Komentar

Komentar
()

Top