Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dipengaruhi Data Ekonomi AS

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya, hari ini (30/6). Dengan catatan, data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal I-2022 terkoreksi.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) rencananya merilis data pertumbuhan ekonomi sepanjang Januari-Maret 2022, kemarin malam WIB. Namun, sampai berita ini ditulis, data tersebut belum dirilis. Meski demikian, sebagian besar pasar memprediksikan perekonomian AS pda kuartal I-2022 bakal terkontraksi sebesar 1,5 persen dari kuartal IV-2021 (qtq).

Sementara itu, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/6) sore, ditutup melemah seiring koreksi bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 54,11 poin atau 0,77 persen ke posisi 6.942,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,93 poin atau 1,18 persen ke posisi 995,71.

"Indeks saham di Asia sore ini mayoritas ditutup turun di tengah kekhawatiran mengenai inflasi, suku bunga dan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Investor tampak ragu bahwa bank sentral AS The Federal Reserve dapat menghindari perlambatan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga acuan. Kekhawatiran atas terjadinya resesi diperkuat oleh anjloknya data indeks kepercayaan konsumen di AS.

Dibuka melemah, IHSG mayoritas menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya ABBA, AMAR, ESTA, DRMA, JAST. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar, di antaranya MPOW, HOPE, DSFI, SLIS, ENRG.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dimana sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 0,82 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor kesehatan masing-masing 0,22 persen dan 0,13 persen.

Sedangkan delapan sektor terkoreksi dimana sektor transportasi & logistik turun paling dalam yaitu minus 3,29 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor perindustrian masing-masing minus 1,58 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top