Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dinilai Bermasalah, Aplikasi Peduli Lindungi Harus Diaudit

Foto : Istimewa

Aplikasi peduli lindungi.

A   A   A   Pengaturan Font

Ketiga, kata dia, problem lainnya adalah terkait penerapan prinsip minimalisasi data. Yang jadi pertanyaan sekarang, data apa saja yang perlu dikumpulkan untuk mencapai tujuan pemrosesan. Perubahan tujuan awal penggunaan aplikasi dari semula pelacakan lokasi, menjadi banyak fungsi, telah berdampak pada data yang dikumpulkan. Jika tujuan semata-mata untuk pelacakan lokasi, selain data untuk kebutuhan identifikasi seperti nama, NIK, nomor telepon atau alamat email, mestinya cukup meminta akses lokasi untuk diproses. Pun semestinya ketika aplikasi itu digunakan, bukan sepanjang waktu.

"Tidak perlu kemudian mengakses data lain seperti media atau akses penyimpanan. Risiko penyalahgunaan data pribadi akan semakin besar dengan banyaknya metadata yang ikut terekam dari pengaksesan sejumlah data di atas," kata dia.

Keempat,ujarnya, terkait prinsip akurasi. Tantangan terbesarnya adalah prosesotentikasipengguna. Untuk memastikan keotentikan, bahwa betul pengguna yang masuk berdasarkan identitas tertentu, adalah pemilik identitas tersebut. Kasus pengaksesan secara ilegal akun Peduli Lindungi Presiden Joko Widodo, yang berhasil mendapatkansalinansertifikat vaksin presiden, menunjukkan kerentanan pada sisi ini. Belum lagi problem ketidakakuratan data seperti kesalahan nama, tanggal lahir, NIK, informasi vaksin, dan sebagainya.

"Sementara pengguna tidak memiliki akses untuk memperbaiki data-data tersebut, sebagai implementasi dari hak untuk memperbaiki dari subjek data," katanya.

Kelima,kata Wahyudi, Peduli Lindungi juga tidak memberikan informasi mengenai berapa lama data pribadi pengguna disimpan. Sebagai implementasi dari prinsip keterbatasan penyimpanan, yang terkait dengan masa retensi data.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top