Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Peradaban

Dihancurkan Bangsa Romawi

Foto : afp/ Egyptian Ministry of Antiquities
A   A   A   Pengaturan Font

Jika motif sebenarnya Akhenaten melakukan reformasi agama adalah untuk menghancurkan para pendeta Amun dan menyerap kekuasaan mereka, maka hal itu berhasil. Sekarang hanya ada satu Tuhan yang benar yang kehendaknya ditafsirkan oleh Akhenaten saja.

Meskipun kepercayaan baru ini berhasil bagi firaun dan keluarga kerajaan, masyarakat Mesir sangat membencinya. Pasalnya pemujaan terhadap banyak dewa tradisional Mesir merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari di seluruh negeri, dan banyak orang, selain para pendeta, yang kehilangan pekerjaan setelah monoteisme Akhenaten menjadi agama di negara tersebut.

Setelah kematian Akhenaten, putranya Tutankhaten artinya gambar hidup Aten, naik takhta dan mengubah namanya menjadi Tutankhamun artinya gambar hidup Amon. Ia memulihkan dewa-dewa lama dan kuil mereka. Ibu kota pun dikembalikan ke Thebes, dan minat baru terhadap proyek pembangunan dimulai. Hal ini dipercaya untuk menebus kesalahan para dewa yang telah diabaikan, yang menghasilkan kuil dan tempat pemujaan yang lebih megah.

Pada masa Periode Ramessid mereka memerintah Thebes sebagai firaun dan penguasa sebenarnya di Avaris tidak bisa berbuat apa-apa. Kota ini mengalami kemunduran selama Periode Menengah Ketiga namun tetap mengesankan.

Pemujaan yang berkelanjutan terhadap Amun yang populer dan keindahan kota yang legendaris menjamin Thebes mendapat tempat istimewa di hati orang Mesir. Firaun Nubia Tatanami menjadikan Thebes sebagai ibu kotanya pada abad ke-7 SM, menghubungkan dirinya dengan kejayaan masa lalu, namun pemerintahannya hanya berumur pendek.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top