Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dibombardir Rusia Tanpa Henti, Zelenksyy: Pertempuran di Sievierodonetsk "Brutal" tapi Menentukan Nasib Donbas

Foto : ST/Reuters

Seorang tentara Ukraina di gedung penyimpanan gandum yang hancur ditembaki pasukan Rusia di dekat kota Soledar, kawasan Donetsk, Ukraina pada 8 Juni 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

LYSYCHANSK - Para pejuang Ukraina bertahan di kota sebelah timur Sievierodonetsk pada Kamis (9/6) meski pasukan Rusia membombardir dengan tembakan tanpa henti, kata gubernur wilayah tersebut. Serangan ini disebut akan menentukan arah perang. The Strait Times melaporkan, Kamis (9/6).

Rusia mengkonsentrasikan pasukan dan kekuatan tembakannya di kota industri kecil untuk menyelamatkan provinsi di sekitarnya atas nama kelompok separatis dukungan Moskow. Pasukan Ukraina mundur ke pinggiran kota pada Rabu dan bersumpah akan tetap bertempur hingga akhir.

Pertempuran untuk merebut kota Sievierodonetsk ini brutal tapi akan menentukan nasib wilayah Donbas, kata Presiden Ukraina Zelenskyy.

Setelah gagal mengambil alih ibukota Kiev, Kremlin mengatakan kini Rusia benar-benar akan "membebaskan" Donbas dari Ukraina, tempat kelompok separatis dukungan Rusia memisahkan diri dari pemerintah Ukraina pada 2014.

Sekitar sepertiga dari Donbas telah dikuasai kelompok separatis sebelum invasi 24 Februari.

"Ini benar-benar pertempuran yang brutal, sangat keras, mungkin salah satu dari yang paling sulit di perang ini," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan video, Rabu.

"Sievierodonetsk tetap menjadi titik pertemuan di Donbas… Sebagian besar, dimana nasib Donbas milik kami akan diputuskan sekarang," katanya.

Penembakan artileri telah mengubah kota di provinsi Luhansk menjadi gurun yang habis dibom. Gubernur Luhansk Serheiy Gaidai mengatakan, pusat kota sudah hancur.

"Para pejuang kami bertahan di zona industri Sievierodonetsk. Namun pertempuran terus terjadi, tidak hanya di zona industri tapi tepat di kota Sievierodonetsk,' katanya kepada televisi Ukraina, Rabu malam.

Gaidai mengatakan, Rusia kini menguasai lebih dari 98 persen Luhansk. Moskow mengklaim wilayah itu untuk proksi-proksinya yang telah menguasai bagian timur dari kawasan sejak 2014.

Moskow telah mengepung pasukan Ukraina di area yang masih dikuasai Ukraina. Namun pasukan Ukraina masih mengendalikan seluruh kota kembar Sievierodoetsk yang lebih kecil, Lysychansk, di tepi barat sungai Siverskyi Donets. Tapi tentara Rusia menghancurkan gedung-gedung pemukiman di sana, kata Gaidai.

Kota strategis menjadi fokus serangan Rusia. Itu karena Rusia ingin menduduki bagian timur Ukraina, setelah diusir dari wilayah-wilayah lain di Ukraina.

Sebelumnya Gaidai mengakui bahwa pasukan Ukraina harus mundur karena Sievierodonetsk ditembaki pasukan Rusia "24 jam sehari".

Moskow mengklaim pada Kamis, telah menguasai sepenuhnya area pemukiman. Sementara Kiev masih menguasai zona industri dan pemukiman di sekitarnya.

Serangan Rusia kini menargetkan kawasan Donbas yang meliputi Lugansk dan Donetsk, setelah pasukannya ditarik mundur dari Kiev dan area lain setelah invasi Februari.

Kota-kota Sivierodonetsk dan Lyschansk yang dipisahkan oleh sungai menjadi wilayah terakhir di bawah kontrol Ukraina di Lugansk.

Lysychanks tetap sepenuhnya dikuasai tentara Ukraina namun di bawah serangan yang chaos dan luarbiasa kuat pasukan Rusia. Gaidai menuduh pasukan Rusia menargetkan rumah sakit dan pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan.

"Kehancurannya sangat hebat," katanya.

Sekjen PBB Antonio Guterres dengan tegas memperingatkan dampak perang pada dunia semakin buruk.

Guterres mengatakan pada Rabu bahwa 1,6 miliar orang terdampak, akibat dari semakin buruknya invasi Rusia ke Ukraina.

"Dampak perang pada ketahanan pangan, energi, keuangan ini sistemik, berat, dan makin cepat," katanya.

"Bagi penduduk dunia, perang mengancam gelombang kelaparan dan kemiskinan, mengakibatkan kekacauan ekonomi dan sosial."

Ketika dunia khawatir akan tertahannya gandum di pelabuhan Ukraina, Menlu Rusia Sergei Lavrov bilang, Moskow menjamin keamanan kapal pengangkut gandum dari Ukraina.

"Kami siap bekerja sama dengan kolega kami Turki," kat Lavrov kepada wartawan di Ankara.

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Rusia meminta agar sanksi terhadapnya diakhiri, supaya gandum bisa keluar ke pasar dunia secara legal.

"Jika kita perlu membuka pasar internasional untuk gandum Ukraina, kita harus menghilangkan kendala yang menghalangi jalan ekspor Rusia sebagai permintaan yang legal," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top