Dewan Komisaris Optimistis Bank Banten Akan Cetak Laba di 2023
Komisaris Independen Bank Banten, Media Warman
SERANG - Komisaris Independen Bank Banten (BB) Media Warman optimistis Bank Banten milik Pemerintahan Provinsi Banten yang sahamnya dikelola oleh PT. BGD (Banten Global Development) akan mampu mencetak laba pada tahun 2023 mendatang.
Optimisme itu seiring dengan keberhasilan Bank Banten pada tahun lalu keluar dari pegawasan khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena sudah memenuhi empat persyaratan yang ditetapkan oleh OJK. Keempat syarat itu yaitu dari dari sisi permodalan, likuiditas, penyelesaian kredit bermasalah, dan pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance ) dengan penguatan jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Bank.
Media Warman mengungkapkan, setelah adanya penguatan pengurus Bank, maka langsung menjalankan action plan penyehatan dan RBB (Rencana Bisnis Bank) yang sudah disetujui OJK sebagai langkah-langkah yang harus dilakukan bank tentang perencanaan kegiatan jangka pendek dan jangka menengah, agar segala kegiatan Bank Banten dapat direncanakan dengan baik.
"Rencana bisnis ini memang dibutuhkan untuk memetakan keadaan bisnis, sekaligus juga memperkirakan dari sekarang apa saja yang akan dilakukan oleh bank Banten dalam masa yang akan datang," terang Media Warman kepada Koran Jakarta, Minggu (26/6).
Menurut Media Warman, pengurus yang dipercaya oleh RUPS berupaya melakukan perbaikan RBB di tahun 2022 agar lebih realistis mengingat memang tidak mudah untuk melakukan penyehatan bank yang ternyata punya problema yang cukup banyak hasil peninggalan Bank Pundi dulu. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu dan kerja keras manajemen baru saat ini, Bank Banten kini sudah dinyatakan sehat dan berstatus sama dengan bank-bank lainnya.
"Untuk mengembalikan trust (kepercayaan) masyarakat memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun percayalah, Bank Banten saat ini dalam kondisi sehat dari sisi permodalan dan likuiditas," tegasnya.
Ia meminta kepada masyarakat Banten untuk tidak ragu menyimpan uangnya serta dalam menjalankan bisnisnya mempergunakan Bank Banten. "Karena siapa lagi yang akan membesarkan Bank Banten kalau bukan masyarakat Banten sendiri. Bank ini harus bisa menjadi kebanggaan masyarakat Banten. Siapa lagi yang akan membesarkan Bank Banten, kalau bukan kita masyarakat Banten yang memulainya," imbahnya.
Media Warman mengatakan, salah satu potensi Bank Banten untuk dapat mencetak laba pada tahun 2023 mendatang adalah, banyaknya proyek strategis nasional di Banten yang dapat menjadi aspek bisnis perseroan, potensi Banten sebagai lahan investasi dan tujuan bisnis para mengusaha, termasuk penyaluran kredit atau pembiayaan kepada koorporasi dan UMKM (Usaha Kecil, Mikro dan Menengah) yang saat ini tumbuh subur di Banten. "Fasilitas pembiayaan kepada UMKM juga bisa bisa menjadi salah satu andalan bagi perseroan untuk dapat mencetak laba. Saya optimistis, pada tahun 2023 Bank Banten akan mampu mencetak laba," sambungnya.
Media Warman memaparkan, Bank Banten adalah bank yang mempunyai masalah besar pada saat di take over dari Bank Pundi menjadi bank Banten. "Menyelesaikan masalah itu memang tidak mudah, banyak hal dan terobosan-terobosan yang harus dilakukan. Dalam hal terobosan yang harus dilakukan itu, terjadilah Pandemi Covid 19 yang memperkeruh keadaan yang seharusnya kita bisa keluar dari persoalan yang ada secara bertahap. Tetapi karena pandemi malah mempengaruhi kinerja bank," paparnya.
Sehingga pada saat itu, kata Media Warman, terjadi kekurangan likuiditas sehingga Pemerintahan Provinsi dalam menyelamatkan keuangan daerah memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dari Bank Banten ke Bank Bjb, karena Bank Banten sempat gagal bayar waktu itu.
"Namun setelah itu, berkat dukungan yang luar biasa dari pemerintah Provinsi Banten dan DPRD bersama Pengurus Bank Banten saat itu, kita berupaya untuk menyehatkan dengan adanya bantuan OJK. Hal ini lah yang menjadikan kepercayaan masyarakat pelan pelan tumbuh lagi ke Bank Banten, sehingga action plan yang disusun bersama serta arahan dan pengawasan yang ketat dari OJK, membuat Bank Banten bisa kembali sejajar dengan bank bank lain. Dan dari action plan tersebutlah yang menjadi dasar dicabutnya status bank dalam pengawasan khusus," imbuhnya.
Di tahun 2021, kata Mediawarman, terjadi pergantian kepengurusan dimana diharapkan kepengurusan yang baru yang secara hampir overall (seluruh) diganti semuanya, kecuali dirinya kemudian ada salah satu direktur yang dipertahankan.
"Kita berharap pada saat itu, Bank Banten akan bisa diperbaiki oleh kepengurusan baru. Caranya adalah, kerja keras dengan penuh kekompakan di dalam mewujudkan action plan dan RBB yang telah disetujui dan sampaikan ke OJK sebagai dasar yang menjadi acuan dalam penyehatan. Action plan itu diikuti dengan yang namanya perencanaan bisnis bank tahunan (RBB) untuk bagaimana mewujudkan target yang dibuat secara tahunan," katanya.
Rencana bisnis bank ini di tahun 2021 sudah buat, dijalankan dari awal tahun 2021 hingga akhir tahun 2021 akhir oleh management baru. dimana dipertangahan tahun terdapat perubahan yang disesuaikan dengan apa yang ingin dilaksanakan dan dikembangkan oleh management baru. Alhamdulillah berangsur-angsur ada perbaikan dan itu kami selaku dewan komisaris yang ada bertiga sekarang mengarahkan dan memberikan nasehat-nasehat serta arahan-arahan kepada direksi agar mereka menjalankan bank itu sesuai dengan RBB (Rencana Bisnis Bank)," tuturnya.
Menurut Media Warman, RBB itu dibuat dan harus tetap disetujui oleh OJK yang menjadi acuan bank itu berjalan di tahun 2021 kemarin. "RBB ini mengacu kepada action plan yang telah disetujui OJK juga yang dibuat oleh pengurus lama bersama pemerintah daerah dan BGD yang diajukan kepada OJK pada saat Bankk Banten ingin keluar dari BDPK (Bank Dalam Pengawasan Khusus). Keyakinan dan kesungguhan pemegang saham dalam hal ini Pemerintah Provinsi Banyen dan BGD serta Pengurus Bank yang termuat dalam Action Plan itu yang membuat OJK bisa yakin bahwa bank ini dapat disehatkan karena kita membuat perencanaan penyehatannya," tegasnya.
Mediawarman menambahkan, action plan itu diimplementasikan dalam bentuk RBB tahunan yang juga harus disetujui oleh OJK yang menjadi dasar bagi kami dewan komisaris sebagai acuan dalam menesahati manajemen dan mengarahkan manajemen untuk menjalankan bisnis bank sesuai dengan RBB tersebut.
"Alhamdulillah ada beberapa yang dilaksanakan dan manajemen baru dengan tentu pola dia yang berupaya juga dalam menjalankan bisnis bank itu . Namun dalam perjalanannya, tidak semua RBB itu bisa terlaksana, namun sudah ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan," jelasnya.
Selaku komisaris, pihaknya optimistis kalau Bank Banten bisa sehat karena potensinya pendapatannya besar, apalagi komitmen Pak Almuktabar selaku PJ Gubernur Banten sangat tinggi dimana beliau berkali kali menyatakan akan turun tangan menyehatkan Bank Banten. Komitmen dan kesungguhan ini bagi kami sesuatu yang luar biasa, tinggal bagaimana caranya menajemen menjalankan dan mencari peluang-peluang untuk bank bisa memanfaatkan peluang tersebut. "Intinya manajemen yang sekarang, pengurus yang sekarang akan terus berupaya keras untuk bisa menjalankan rencana bisnis bank semaksimal mungkin," tegasnya.(*)
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya