Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Devisa dari Pariwisata Terus Meningkat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kontribusi sektor pariwisata terhadap penerimaan devisa negara terus meningkat dari 12,2 miliar dollar AS pada tahun 2015 menjadi sekitar 17 miliar dollar AS pada tahun ini. Peningkatan tersebut seiring dengan upaya optimal Kementeria Pariwisata menarik wisatawan sebanyak-banyaknya ke Tanah Air.


"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia nomor 3 dan ASEAN nomor satu," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam diskusi 4 tahun kinerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (23/10).


Menurut Arief, pertumbuhan pariwisata Indonesia Januari-Desember 2017 mencapai 22 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan turisme dunia 6,4 persen dan pertumbuhan ASEAN 7 persen.


"Meski demikian, Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29 persen karena melakukan banyak deregulasi. Malaysia hanya tumbuh 4 persen, begitu pula dengan Thailand," kata Menpar.


Presiden Jokowi katanya sejak awal menginginkan pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar dan kini berada di posisi keempat besar setelah industri kelapa sawit (CPO), migas, dan batu bara.


Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari 12,2 miliar dollar AS, pada 2016 menjadi 13,6 miliar dollar AS dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi 15 miliar dollar AS dan pada tahun ini ditargetkan meraup devisa hingga 17 miliar dollar AS dan tahun depan diproyeksikan 20 miliar dollar AS.


Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisman.


Kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal menggembirakan. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta. bud/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top