Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Destinasi untuk "Leyeh-leyeh" Bernuansa Perdesaan

A   A   A   Pengaturan Font

Menikmati kuliner bukan melulu soal rasa, namun juga perlu suasana yang mendukung. Di Yogya ada satu lagi pilihan destinasi untuk menikmati aneka menu tradisional dengan suasana alam perdesaan yang homey bernama Leyeh-leyeh.

Berlokasi di Jalan Kaliurang No 16, Kledokan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, restoran Leyeh-leyeh menawarkan tempat makan yang unik. Leyeh-leyeh dalam Bahasa Jawa yang berarti duduk santai, menawarkan tempat makan sambil bermalas-malas.

Beberapa bangunan berbentuk joglo. Saat masuk disambut semacam gapura joglo. Selanjutnya pengunjung diarahkan menaiki tangga menuju bangunan utama yang luas. Pada bangunan utama terdapat meja dan kursi kayu.

Pada sisi lain terdapat bangunan joglo di pinggir sungai kecil. Di sini tersedia meja kayu pendek sebagai tempat makan. Meja pendek ini untuk menikmati makan secara lesehan dengan tikar.

Baca Juga :
APAC DNS Forum 2024

Pada halaman restoran tersedia meja kayu panjangdengan kursi besi berwarna hijau toska. Kursi mengingatkan pada model zadul yang disewakan untuk acara-hajatan seperti kawinan, sunatan, atau syukuran.

Ada juga meja bundar dan segi empat untuk empat orang yang ingin menikmati suasana dengan mengobrol bareng. Meja ini berada di atas rerumputan tanah berpasir gunung berapi yang menjadi ciri khas wilayah desa kaki Gunung Merapi.

Yang menjadi daya tarik sekaligus keunggulan Leyeh-leyeh adalah tempat santai yang berdiri tepat di atas anak sungai. Bangunan ini berupa besi segi empat menempel dengan kokoh di pondasi bagunan joglo dan terlihat melayang karena tanpa pilar.

Di bawah dipasang peyangga dari besi yang dipasang diagonal. Untuk keamanan dipasang tambang plastik besar yang dianyam. Di atasnya disusul dengan anyaman tambang yang lebih kecil.

Pada pinggirnya terdapat meja kayu memanjang. Meja inilah yang dipakai pengunjung menikmati dengan leyeh-leyeh gemercik air anak sungai di bawahnya, yang menciptakan suasana menenteramkan.

Jika penasaran dengan air di bawahnya yang bening, pengunjung terutama yang membawa anak juga diperbolehkan "keceh." Disediakan tangga ke anak sungai untuk berbasah-basah. Jangan khawatir arus air tidak terlalu besar.

Open Kitchen

Satu lagi daya tarik Leyeh-leyeh kedua selain tempat santai di atas kali adalah dapur terbuka (open kitchen) yang berada di dekat pintu masuk. Pengunjung akan diajak mengikuti proses pembuatan piza dari awal hingga akhir.

Menariknya lagi, proses pembuatan piza diusahakan sama dengan proses pembuatan piza tradisional di Italia, sehingga menciptakan cita rasa otentik.

Penggunaan kayu bakar, alih-alih menggunakan oven merupakan salah proses menciptakan rasa yang kurang lebih sama. Proses menguleni adonan, menaburkan topping dan memasukkan bahan piza ke tungku dengan serokan panjang, lalu mengeluarkannya, memberi wawasan tersendiri bagi pengunjung.

Pemesan tidak hanya diam menunggu piza selesai. Mereka bisa turut mencoba menguleni adonan, menaburkan topping pesanannya. Jika masih penasaran juga bisa memasukkan ke dalam tungku dan mengeluarkan. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top