Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Edukasi Jember

Destinasi Edukasi di Bumi Pendalungan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kabupaten Jember bukan hanya dikenal karena karnaval saja. Museum huruf, edukasi tanaman obat, serta pusat penelitian dan museum cokelat, serta peninggalan megalitikum adalah beberapa destinasi edukasi yang bisa dikunjungi.

Bukan semata hanya kaya wisata alam, Jember juga kaya wisata edukasi yang dapat memperkaya wawasan dan meningkatkan pemahaman. Salah satu dari beberapa wisata edukasi yang ada di Jember adalah Museum Huruf. Museum ini berada di pusat kota dengan alamat di Jalan Bengawan Solo Nomor 27, Tegalboto Lor, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Museum Huruf dibangun untuk memberi informasi tentang aksara dan bahasa dari yang diguanakan baik masyarakat Nusantara dan juga dunia. Gagasan pendirian museum ini dicetuskan oleh Ade Sidiq Permana dan Erik Wijayanto, bersama dengan Komunitas Rumah Desain Mix Media Jember.

Gagasan itu kemudian terwujud pada 19 November 2016 tanggal peresmian Museum Huruf. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai aksara dan bahasa yang digunakan masyarakat Nusantara.

Sejak zaman kuno, masyarakat telah mengenal huruf namun hanya beberapa yang sejauh ini berhasil disajikan oleh museum yaitu aksara Jawa, Bugis, Batak, Rencong, dan lain-lain.

Aksara Jawa Hanacaraka disebutkan memiliki pengaruh dengan aksara India seperti aksara Pallawa. Aksara ini juga memiliki kemiripan dengan aksara yang dipakai di Thailand saat ini. Hal ini menggambarkan ada hubungan masyarakat di masa lalu.

Ada pula aksara Lontara, juga dikenal sebagai aksara Bugis atau aksara Bugis-Makassar. Aksara ini adalah salah satu aksara tradisional yang berkembang di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, aksara ini terutama digunakan untuk menulis dalam bahasa Bugis, Mandar, dan Makassar.

Aksara Lontara disebutkan merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi. Aksara Lontara aktif digunakan sebagai tulisan sehari-hari maupun sastra Sulawesi Selatan setidaknya sejak abad 16 M hingga awal abad 20 M sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin.

Arah penulisan aksara Lontara adalah kiri ke kanan. Secara tradisional aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata (scriptio continua) dengan tanda baca yang minimal. Suku kata mati, atau suku kata yang diakhiri dengan konsonan, tidak ditulis dalam aksara Lontara.

Teks Lontara secara inheren dapat memiliki banyak kerancuan kata yang hanya dapat dibedakan dengan konteks. Aksara ini masih diajarkan di Sulawesi Selatan sebagai bagian dari muatan lokal, tetapi dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.

Museum tersebut juga menjelaskan tentang satu huruf yang pernah dikenal di Nusantara yaitu aksara Pallawa, yang biasanya berbahasa Sansekerta. Aksara ini berasal dari Dinasti Pallava, yang merupakan dinasti India yang berkuasa dari 275 M hingga 879 M dan memerintah di sebagian wilayah India selatan.

Aksara lainnya yang ada adalah Cuneiform Sumeria. Huruf ini adalah sistem tulisan yang pertama kali dikembangkan oleh bangsa Sumeria di Mesopotamia pada sekitar tahun 3500 SM. Kata cuneiform sendiri berasal dari bahasa Latin, cuneus yang artinya baji atau paku, dan forma yang berarti bentuk.

Dari bentuknya, cuneiform merupakan tulisan kuno yang menggunakan huruf berbentuk seperti paku yang ditulis di atas lempengan tanah liat. Aksara ini sebagai penemuan terpenting di antara banyak penemuan bangsa Sumeria yang berpengaruh dalam sejarah manusia.

Di museum juga bisa dijumpai huruf Hieroglif dari Mesir. Dalam bahasa Yunani huruf yang dipahat di batu ini disebut ukiran suci sebuah sistem tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet.

Hieroglif Mesir merupakan salah satu sistem penulisan paling tua yang dikenal manusia. Beberapa dari tulisan tersebut berasal dari tahun 3000 sebelum masehi dan telah digunakan oleh bangsa Mesir selama lebih dari 3000 tahun.

Masyarakat Mesir menggunakan hieroglif kursif untuk sastra keagamaan pada papirus dan kayu. Ada pula variasi formal tulisan yang lebih kecil, yang disebut hieratik dan demotik, tetapi secara teknis tulisan tersebut bukan merupakan hieroglif dari mesir

Musem Huruf dilengkapi perpustakaan yang berisi buku-buku bertema aksara, kebudayaan, dan kesenian, dan juga kafe yang menyediakan makanan dan minuman. Museum yang masih tergolong baru ini beroperasi antara pukul 10.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Agrotechnopark Jubung

Di Jember, kita bisa belajar tentang menanam dan menggunakan tanaman obat. Melalui Wahana Edukasi Tanaman Obat (WETO), yang dikembangkan Fakultas Farmasi Universitas Jember pengunjung bisa belajar mengenai seluk beluk tanaman obat dan dan proses pembibitannya.

Berada di Agrotechnopark Jubung di Kecamatan Jubung, Jember, tempat ini awalnya adalah lokasi uji coba tanaman dan pembibitan tanaman obat. Saat ini setidaknya ada 200 jenis tanaman obat semua tanaman diberi nama dengan bahasa Indonesia dan nama ilmiah sehingga pengunjung bisa membaca dan mengenal jenis tanaman obat.

Tanaman yang ada misalnya seperti kol Banda (Pisonia alba Spanoghe), kumis kucing (Orthosiphon aristatus), bunga kenop (Gomphrena globose), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val), bungur (Lagerstroemia speciosa), dan alang-alang (Imperata cylindrical).

Selain kebun tanaman obat, WETO juga dilengkapi dengan gedung rimpang, green house, dan tanaman hias. Gedung rimpang itu sebagai lokasi untuk display pemanfaatan tanaman obat. Sedangkan green house sebagai etalase tanaman obat. Beberapa tanaman hias yang bisa djumlao adalah aneka ragam anggrek.

Untuk memudahkan para pengunjung WETO dilengkapi dengan aula, gazebo, dan toilet, juga kafe herbal dan resto. Menurut rencana, WETO selanjutnya akan dilengkapi dengan klinik kesehatan herbal, sehingga fungsinya semakin luas tidak hanya edukasi, namun juga rekreasi dan pengobatan.

Dari peta denah yang diterima, kawasan itu jika dilihat dari atas akan terlihat seperti daun tembakau, daun yang menjadi logo Pemkab Jember dan Universitas Jember sendiri. Tembakau memang selama ini menjadi komoditas andalan Kabupaten Jember.

Wisata edukasi lain di Jember adalah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia atau Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP). Lokasinya berada di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, sekitar 12 kilometer ke arah selatan Kota Jember. Berdiri sejak zaman Belanda merupakan satu-satunya lembaga yang menjadi pusat penelitian kopi dan kakao.

Ketika memasuki gerbang utama, pandang mata pengunjung akan disambut dengan pohon kopi, kakao dan pohon lainnya. Luas lahannya yang mencapai 160 hektare membuat pengunjung puas berada di areal perkebunan kopi dan kakao (cokelat) yang asri.

Untuk berkeliling kebun tersedia mobil gandeng yang dirancang seperti kereta dari kayu. Cukup membayar tiket masuk 5.000 rupiah per orang dan 10.000 rupiah per orang untuk naik kereta wisata, pengunjung dapat mengetahui perkebunan ini didampingi seorang pemandu.

Di samping melihat perkebunan, pengunjung dapat mempelajari pembibitan dan pembenihan, proses pengolahan, sekaligus menikmati secara langsung hasil produksi kopi dan kakao berupa minuman panas atau dingin, cokelat, permen, hingga ice cream. Di sini juga tersedia toko yang menyediakan produk kopi dan kakao sebagai oleh-oleh.

Telah berdiri sejak 1911 dengan nama awal Besoekisch Proefstation, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dilengkapi dengan Museum Kopi dan Kakao. Di sini kopi dan kakao beberapa kopi dan kakao diawetkan dalam toples-toples kecil. Dalam terdapat penjelasan tentang tonggak sejarahnya lembaga ini.

Di dalam museum diceritakan perjalanan kopi dan kakao sampai masuk ke Nusantara. Kopo masuk pada 1696. Sementara kakao lebih tua lagi, yaitu sejak 1560. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia diresmikan pada 20 Mei 2016. Selain sebagai lokasi penelitian kopi dan kakao tempat ini dirancang sebagai tempat edukasi bagi para siswa atau siapa saja yang ingin mengetahui sejarah kopi dan kakao.

Yang lebih memanjakan mata di dalam area pusat penelitian dipelihara rusa tutul dan rusa timor. Bagi wisatawan tersedia berbagai fasilitas playground seperti flying fox, ada tempat karaoke yang letaknya berada di tengah-tengah kebun.

Jember juga memiliki peradaban masa lalu yang bisa dilihat dari Situs Duplang yang juga bisa dijadikan wisata edukasi. Peninggalan dari zaman megalitikum ini berupa temuan batu-batu besar digunakan untuk upacara tertentu.

Zaman megalitikum atau batu besar ditandai dengan pembangunan benda dari batu dengan ukuran relatif besar. Tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi sebagai sarana dalam menjalankan upacara tertentu.

Seperti namanya Situs Duplang berada Dusun Duplang, Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Berada di ketinggian udara di sekitarnya masih sejuk, lingkungan di sekitarnya pun masih sangat asri.

Dibuka selama 24 jam dan selama 7 hari dalam sepekan, situs tersebut memiliki luas 12 hektare berada di lereng Gunung Argopuro. Lokasi ini ditemukan bermacam artefak seperti kubur batu atau dolmen., berupa batu besar yang ditopang oleh 4 atau 6 buah batu, kemudian ditutup oleh papan batu.

Artefak lainnya adalah menhir berupa batu yang berdiri tegak. Batu ini difungsikan sebagai benda untuk pemujaan kepada arwah atau roh nenek moyang. Batu kenong tunggal atau batu kecil yang lancip di bagian atasnya berfungsi sebagai tempat persembahan kepada arwah atau roh para leluhur.

Batu kenong kembar, merupakan batu yang tengah atau ujungnya menonjol seperti alat gamelan kenong untuk menunjukkan arah keberadaan harta karun. Sedangkan lesung merupakan sebuah batu yang ditengahnya berlubang, sama halnya dengan lesung pada umumnya. Fungsinya untuk menumbuk padi, kopi atau lain sebagainya.

Ditemukan juga peti kubur batu atau dikenal dengan nama sarkofagus berbentuk lesung. Pada zaman itu benda ini difungsikan sebagai sebuah peti mati untuk menyimpan jenazah untuk sementara atau selamanya. hay/And


Redaktur : andes
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top