Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Zephyr S

Desain Baru Pesawat Terbang untuk Jangkau Stratosfer

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pelopor penerbangan Inggris Chris Kelleher merancang Zephyr pertama pada 2002. Visinya adalah sebuah pesawat tak berawak yang mampu melakukan "penerbangan abadi" di stratosfer. Dia meramalkan bahwa tenaga surya dan material ringan akan menghasilkan pesawat yang mampu bertahan di udara selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Zephyr S sebagai model produksi pertama akan bertahan di lapisan stratosfer. Penerbangan pada lapisan tersebut dimulai sekitar 33.000 kaki (10.000 meter) dan berakhir di sekitar 160.000 kaki (48.800 meter). Jika sebuah pesawat dapat terbang di atas 50.000 kaki (15.150 meter), maka dapat terbang di atas cuaca turbulen yang biasanya lebih dekat ke tanah, di troposfer.

Tantangannya adalah bahwa udara di stratosfer yang tinggi itu sangat tipis. Hal ini membuat penerbangan dan bernapas bagi para awaknya sebagai sebuah tantangan. Untuk waktu yang lama, hanya ada satu pilihan jika ingin menjelajahi stratosfer dan itu adalah balon.

Balon bisa naik ke langit-langit dunia, di mana terlalu sedikit oksigen untuk sayap, atau bagi mesin dalam penghisap udara. Masalahnya kemudian adalah tetap hidup di ketinggian itu. Kenyataannya sejumlah besar penerbang balon gagal bertahan lama di ketinggian tersebut.

Pada 1931, umat manusia akhirnya mencapai stratosfer, dengan seorang balon mencapai ketinggian 52.000 kaki (15.800 meter) dalam gondola bertekanan yang dipasang pada balon berisi hidrogen. Dua tahun kemudian, Jeannette Piccard menjadi perempuan pertama yang mencapai stratosfer, dengan ketinggian 57.600 kaki (17.600 meter).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : andes
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top