![Demokrasi Pancasila, Melaksanakan Demokrasi dengan Etika dan Moralitas](https://koran-jakarta.com/images/article/demokrasi-pancasila-melaksanakan-demokrasi-dengan-etika-dan-moralitas-240703155736.jpg)
Demokrasi Pancasila, Melaksanakan Demokrasi dengan Etika dan Moralitas
![Demokrasi Pancasila, Melaksanakan Demokrasi dengan Etika dan Moralitas](https://koran-jakarta.com/images/article/demokrasi-pancasila-melaksanakan-demokrasi-dengan-etika-dan-moralitas-240703155736.jpg)
Antonius Benny Susetyo
Kebebasan ini sering kali dikendalikan oleh kekuatan yang maha dahsyat yaitu uang. Ketika uang menentukan demokrasi maka demokrasi itu sebenarnya hanyalah bayang-bayang dari demokrasi sejati. Demokrasi yang dikendalikan oleh uang menunjukkan bagaimana kapitalisme dapat merusak esensi demokrasi itu sendiri. Ketika kekuasaan politik ditentukan oleh kekuatan finansial maka prinsip-prinsip dasar demokrasi seperti kesetaraan dan kebebasan menjadi sirna. Demokrasi yang sejati harus mengutamakan kedaulatan rakyat di atas kedaulatan uang dan kekuasaan.
Dalam konteks Indonesia, Bung Hatta mengingatkan ketika demokrasi menyimpang dari kaidah-kaidah prinsip dasar demokrasi maka kita harus menguatkan demokrasi kembali kepada esensinya yaitu demokrasi Pancasila. Demokrasi bisa tertindas sementara karena kesalahannya sendiri, tetapi setelah mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan keinsyafan.
Apa yang dikatakan oleh Bung Hatta harusnya menjadi refleksi kita bersama tentang proses demokrasi kita yang akhir-akhir ini cenderung bersifat transaksional. Demokrasi tanpa etika dan moralitas adalah demokrasi di mana dominasi kekuasaan dan kapital menentukan perilaku para pemilih. Dalam demokrasi yang transaksional, kekuatan kapital memiliki kedaulatan yang luar biasa, mengendalikan kedaulatan rakyat.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip demokrasi yang menamakan kesetaraan dan mengutamakan kedaulatan rakyat harus dikembalikan. Demokrasi bukanlah sekadar mekanisme di mana kekuasaan dan keuangan menentukan siapa yang akan terpilih. Demokrasi yang sejati adalah proses untuk memastikan kedaulatan rakyatlah yang menentukan pilihan.
Saat ini, menjelang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota serentak, penting untuk mengembalikan kedaulatan rakyat untuk mengalahkan kedaulatan uang yang berkuasa. Ketika uang menentukan demokrasi maka demokrasi akan kehilangan substansinya. Demokrasi adalah proses untuk menjadi, dan dalam proses menjadi ini, demokrasi sering kali terseok-seok dan terjerumus dalam pragmatisme. Ketika demokrasi terjerumus dalam pragmatisme maka kita perlu kesadaran untuk mengembalikan demokrasi yang sejati.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya