Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Multilateral

Deklarasi Wina Menyerukan Dunia Bebas Senjata Nuklir

Foto : istimewa

Ilustrasi rudal nuklir Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

WINA - Delegasi dari negara- negara penandatangan Perjanjian Larangan Senjata Nuklir (Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons) PBB, menyerukan dunia tanpa senjata nuklir, serta rencana aksi untuk mencapainya lewat Deklarasi Wina, Kamis (23/6).

Pertemuan tiga hari di Wina itu adalah yang pertama dari jenisnya, dan terjadi di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa Russia mungkin menggunakan senjata nuklir dalam invasinya ke Ukraina.

Deklarasi Wina tidak menyebut nama Russia, tetapi mengatakan negara-negara "khawatir dan kecewa dengan ancaman untuk menggunakan senjata nuklir dan retorika nuklir yang semakin nyaring".

"Negara-negara dengan tegas mengutuk setiap dan semua ancaman nuklir, apakah itu eksplisit atau implisit dan terlepas dari situasinya.

Keberadaan senjata nuklir mengurangi dan mengancam keamanan bersama semua negara, dan mengancam kelangsungan hidup kita," bunyi deklarasi tersebut.

"Mencapai dunia tanpa senjata nuklir adalah satu-satunya cara untuk menjamin bahwa mereka tidak akan pernah digunakan lagi, dalam keadaan apapun," tegasnya.

Implementasi Praktis

Para delegasi juga mengeluarkan Rencana Aksi Wina, yang menetapkan 50 poin yang dirancang untuk memandu negara-negara pihak dan aktor terkait lainnya dalam implementasi praktis dari perjanjian tersebut.

Rencana tersebut menyerukan negara-negara penandatangan untuk mendorong negara-negara di luar perjanjian untuk bergabung "dengan tujuan kepatuhan universal".

Ini juga berisi tindakan untuk mendukung mereka yang dirugikan oleh penggunaan dan pengujian senjata nuklir.

Rencana tersebut mengatakan perjanjian tersebut melengkapi instrumen perlucutan senjata, khususnya Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

Dikatakan negara-negara pihak akan menunjuk seorang fasilitator informal untuk mengeksplorasi lebih lanjut kemungkinan bidang kerja sama antara perjanjian.

Seperti dikutip dari Antara, pemerintah Iran menyalahkan Amerika Serikat atas terhentinya pembicaraan untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015.

Teheran siap mencapai "kesepakatan bagus" dengan kekuatan-kekuatan dunia, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.

"Bahkan hari ini, kami siap kembali ke Wina untuk mencapai kesepakatan yang bagus jika Washington memenuhi komitmennya," kata Khatibzadeh dalam jumpa pers yang disiarkan televisi, baru-baru ini.

Pakta nuklir itu tampaknya hampir dihidupkan kembali pada Maret, tetapi pembicaraan menjadi buntu terkait persoalan apakah AS akan mengeluarkan Garda Revolusi Iran dari daftar Organisasi Teroris Asing.

SB/NHK/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top