Dekarbonisasi Sektor Pertambangan Baru Tahap Wacana
Saat ini sektor pertambangan masih bergantung pada suplai energi fosil, terutama batu bara dan baru dipikirkan secara bertahap beralih dari heavy emission ke low emission sampai akhirnya zero emission.
JAKARTA - Pemerintah mendorong upaya pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi di sektor pertambangan. Adapun RI tengah memprioritaskan beberapa kebijakan mineral dan batu bara (minerba), di antaranya peningkatan eksplorasi sumber daya cadangan minerba, termasuk potensi logam tanah jarang dan mineral kritis.
Selain itu, reklamasi dan pascatambang, kepastian berusaha dan kemudahan investasi, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan peningkatan nilai tambah dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menuturkan peningkatan nilai tambah mineral berperan penting mendukung transisi energi di Indonesia antara lain digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan kabel transmisi dan distribusi serta baterai untuk kendaraan listrik dan pembangkit listrik EBT.
Arifin juga menyampaikan strategi hilirisasi yang tengah didorong pemerintah, di antaranya adalah melalui upaya percepatan pengintegrasian supply chain antara tambang dan smelter.
"Kemudian, pengintegrasian industri pengguna bahan olahan mineral dan pengembangan industri lanjutan, dan aplikatif dari hasil pengolahan atau pemurnian mineral. Beberapa komoditas utama yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, antara lain nikel, aluminium, tembaga, timah, besi, dan emas-perak," lanjut Arifin saat mewakili Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada Indonesia Mining Summit di Bali, Selasa (10/10).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya