Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 17 Feb 2025, 01:45 WIB

Dana Keluar Dari Pasar Keuangan RI Pekan Lalu Capai Rp9,61 Triliun

Dian Anita Nuswantara Pengamat Ekonomi dari Unesa - Seharusnya pemerintah dan BI mewaspadai arus keluar itu, jangan sampai ini menjadi tren yang terus berlanjut karena dapat mempengaruhi kekuatan rupiah.

Foto: antara

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik pada pekan kedua atau periode transaksi 10-13 Februari 2025 sudah mencapai 9,61 triliun rupiah.

Dana yang keluar atau capital outflow dari pasar keuangan itu terdiri dari modal keluar bersih di pasar saham sebesar 2,42 triliun rupiah, dari Surat Berharga Negara (SBN) senilai 2,51 triliun rupiah dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar 4,68 triliun rupiah.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya di Jakarta, akhir pekan lalu mengatakan sepanjang tahun berjalan atau Januari-hingga 13 Februari 2025 modal asing yang keluar secara bersih di pasar saham sebesar 7,59 triliun rupiah. Sedangkan modal asing masuk bersih di SBN dan SBRI masing-masing sebesar 10,11 triliun rupiah dan 4,60 triliun rupiah.

Untuk premi risiko investasi (Credit Default Swaps/CDS) Indonesia untuk lima tahun tercatat turun dari 74,22 basis point (bps) per 7 Februari 2025 menjadi 72,22 bps per 13 Februari 2025.

Sementara itu, nilai tukar rupiah meskipun dalam trens melemah, namun dibuka sedikit menguat di level 16.280 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Jumat, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (13/2) di level 16.350 per dollar AS. Adapun, indeks dollar AS (DXY) tercatat melemah ke level 107,31 pada akhir perdagangan Kamis (13/2).

DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dollar AS terhadap enam mata uang negara utama, antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dollar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Lebih lanjut Ramdan mengatakan bahwa imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke level 6,81 persen pada Jumat (14/2) pagi, dari sebelumnya 6,82 persen pada akhir perdagangan Kamis (13/2).

Sementara imbal hasil US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,529 persen pada akhir perdagangan Kamis (13/2).

BI kata Ramdan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Jangan Sampai Berlanjut

Menanggapi kondisi itu, pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dian Anita Nuswantara, mengatakan, keluarnya modal asing yang cukup besar dalam kurun waktu hanya beberapa hari tersebut seharusnya menjadi catatan bagi pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

“Seharusnya pemerintah dan BI mewaspadai arus keluar tersebut, jangan sampai ini menjadi tren yang terus berlanjut karena dapat mempengaruhi kekuatan rupiah. Memang tahun ini keadaannya cukup rentan dengan peranng dagang yang sudah mulai dan kita tidak tahu sampai kapan selesainya,” kata Dian.

BI dan Pemerintah katanya harus segera bertindak agar rupiah tetap terjaga jangan sampai di atas 16.300, karena kalau terus menanjak ke arah 16.400- 16.500 bisa mempengaruhi psikologis pasar,” tuturnya.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.