Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Mental, dari Depresi hingga Bunuh Diri

Foto : The Conversation/Flicker/Da Yang

Warga Beijing saat polusi udara menyekap kota tersebut pada 2013.

A   A   A   Pengaturan Font

Hasil analisis tersebut memperlihatkan, peningkatan paparan PM2,5 baik dalam jangka panjang maupun pendek berhubungan dengan depresi. Artinya, paparan kita terhadap polusi pada akhirnya akan membuat kita mudah atau rentan dengan depresi.

Selain depresi, polusi udara berkaitan dengan beberapa masalah mental seperti gangguan tidur, isolasi sosial, penurunan kognitif khususnya anak-anak dan lansia. Ada juga gangguan kesehatan lainnya seperti skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan pemusatan perhatian (Attention deficit hyperactivity disorder/ADHD), autisme, dan gangguan personalitas.

Sejumlah riset pun menggali hubungan polusi udara dengan kenaikan kejadian bunuh diri. Contohnya analisis terbaru terhadap data di Amerika Serikat (AS), yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional di Cambridge, Massachusetts, menemukan bahwa setiap peningkatan partikel polusi per mikrogram/m3 di kota-kota AS, kejadian bunuh diri naik hingga 0,5%.

Hubungan kedua hal ini mungkin sulit untuk dijelaskan. Namun, beberapa penelitian menjelaskan bahwa secara biologis, polusi dapat menyebabkan peradangan di otak, defisit serotonin, dan mengganggu jalur respons stres. Kondisi tersebut membuat perilaku depresi dan impulsif lebih mungkin terjadi.

Ada juga kemungkinan bahwa udara yang buruk dapat menyebabkan kabut otak atau brainfog. Otak yang berkabut memengaruhi cara berpikir seseorang sehingga ide bunuh diri bisa menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top