Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Mental, dari Depresi hingga Bunuh Diri

Foto : The Conversation/Flicker/Da Yang

Warga Beijing saat polusi udara menyekap kota tersebut pada 2013.

A   A   A   Pengaturan Font

Polusi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik semata, melainkan juga terhadap kesehatan mental kita.

Wawan Kurniawan, Universitas Indonesia

Peringatan: artikel ini berisi muatan terkait bunuh diri.

Beberapa bulan belakangan ini polusi udara Jakarta memprihatinkan. Berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir.com, konsentrasi partikel debu atau particulate matter 2,5 (PM2,5) per 21 September masih di angka 68 mikrogram per meter kubik (µg/m³). Angka tersebut melampaui dua kali lipat standar PM2,5 harian versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 25 µg/m3.

Akibatnya, bukan hal yang mengejutkan jika kondisi masyarakat di daerah berpolusi seperti Jakarta mengalami masalah pernapasan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, selama enam bulan terakhir kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Ibu Kota melebihi 100 ribu kasus per bulan. Di Jabodetabek, kasus ISPA per Agustus melampaui 200 ribu kasus per bulan.

Dampak polusi udara terhadap kondisi fisik kita mulai tampak dan mudah untuk diamati. Namun, polusi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik semata, melainkan juga terhadap kesehatan mental kita.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top