Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dampak Perang Dagang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Akibat kedua negara tersebut setidaknya bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi dunia hingga 0,8 persen. Sementara itu, target International Monetary Fund (IMF) sendiri sebesar 3,9 persen pada pertumbuhan ekonomi dunia. Kemungkinan besar dengan perang dagang ini akan ada retaliasi (tindakan balasan) dan lain lain. Artinya maksimal pertumbuhannya bisa sampai 3,1 persen.

Dikhawatirkan lagi, kebijakan AS berbalik arah, membuat perusahaan-perusahaan AS kesulitan mendapatkan bahan baku dan kehilangan pasar. Jika ini terjadi, AS akan resesi lebih berat dari sebelumnya.

Indonesia mau tak mau akan terkena dampak perang dagang. Untuk itu, pemerintah didesak untuk memperkuat penetrasi ke mitra dagang tradisional di tengah meningkatnya ancaman perang dagang antara AS dan Tiongkok.

Penetrasi tersebut dapat dengan meningkatkan negosiasi kerja sama dagang pasar tradisional seperti Uni Eropa dan Asia Tenggara. Indonesia cukup tertinggal dari negara lain dalam memanfaatkan pasar tradisionalnya. Dengan kata lain, selama ini Indonesia kurang gencar meningkatkan ekspor Malaysia dan Vietnam sangat telaten mengembangkan pasar ekspor.

Asal tahu saja, perang dagang membuat permintaan ekspor industri asal Indonesia melambat karena AS dan Tiongkok berkontribusi sekitar 25 persen dari total ekspor Indonesia. Sektor yang terdampak langsung mulai dari sawit, karet, tekstil, alas kaki sampai otomotif. Sementara itu, pasar Indonesia yang luas akan menjadi sasaran pengalihan impor barang Tiongkok. Banjir impor akan membuat industri dalam negeri kalah bersaing. Pertumbuhan industri diperkirakan hanya mencapai 4,3 persen atau stagnan dibandingkan 2017.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top