Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Peternakan - Indonesia Impor 22.816,8 Ton Daging Lembu Senilai Rp1,09 Triliun

Daging Impor Banjiri Pasar Domestik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Langkah pemerintah melonggarkan swasta mengimpor daging berdampak buruk bagi pasar domestik.

JAKARTA - Daging impor membanjiri pasar domestik pada Maret 2022. Langkah ini kontraproduktif dengan upaya pemerintah menggenjot produksi sapi nasional melalui program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab).

Pengamat Ekonomi, Defiyan Cori, mengatakan pemerintah mengeklaim terus berupaya mengendalikan harga daging yang tinggi di pasaran, salah satunya melalui pelonggaran kebijakan impor daging kepada swasta, yang sebelumnya hanya diberikan kepada BUMN. "Akhirnya, kebijakan tersebut berimbas pada dibanjirinya daging impor di pasaran sepanjang bulan Maret 2022," ungkapnya di Jakarta, Kamis (1/9).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor 22.816,8 ton daging jenis lembu dengan nilai 73,93 juta dollar AS atau setara 1,09 triliun rupiah. Tentu saja, kebijakan ini menghasilkan realisasi impor daging jenis lembu pada Maret 2022 meningkat 198,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), yang volume impornya hanya mencapai 7.667,2 ton atau setara dengan 24,81 juta dollar AS (365,9 miliar rupiah).

"Padahal, sebelum adanya kebijakan impor ini Kementan (Kementerian Pertanian) menyatakan kebutuhan impor daging sapi/ kerbau pada 2022 turun 266.065 ton atau sebesar 6,4 persen dibandingkan dengan realisasi impor daging kerbau/sapi pada 2021 sebesar 284.277 ton," ungkap Defiyan.

Selain itu, lanjut dia, berdasarkan data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, secara nasional jumlah populasi ternak sapi potong dan sapi perah pada 2017 meningkat dibandingkan pada 2016 dengan rincian sapi potong 16,4 juta ekor atau meningkat 2,70 persen dan sapi perah 0,54 juta ekor atau meningkat 1,22 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top