Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

CureVac Gandeng Raksasa Farmasi Bayer AG

Foto : DW/picture-alliance
A   A   A   Pengaturan Font

BERLIN - Perusahaan farmasi Bayer AG dan perusahaan bioteknologi CureVac menjalin aliansi untuk mempercepat produksi vaksin Covid-19. Sejauh ini, CureVac masih melakukan uji klinis tahap akhir.

Berdasarkan kesepakatan itu, CureVac akan dapat memanfaatkan infrastruktur dan kapasitas Bayer yang sudah mapan untuk mempercepat produksi vaksin Covid-19, kata kedua perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Kamis (7/1).

"Perjanjian tersebut akan membantu kami membuat kandidat vaksin lebih cepat tersedia bagi sebanyak mungkin orang," kata kepala eksekutif CureVac, Franz-Werner Haas.

CureVac adalah perusahaan bioteknologi yang yang berbasis di Tübingen, Jerman dan bulan lalu memulai uji klinis tahap akhir kandidat vaksin Covid-19. CureVac menargetkan produksi hingga 300 juta dosis vaksin pada 2021 dan hingga 600 juta pada 2022.

CureVac terdaftar di pasar saham AS Nasdaq dan didukung investor Jerman dan salah pendiri perusahan SAP, Dietmar Hopp, pendiri Microsoft Bill Gates dan perusahaan farmasi GlaxoSmithKline.

Vaksin CureVac masih harus disetujui oleh otoritas kesehatan Eropa European Medicines Agency (EMA) yang berbasis di Amsterdam sebelum dapat digunakan di wilayah Uni Eropa.

Komisi Eropa pada Jumat (8/1) mengatakan telah mengamankan tambahan 300 juta dosis vaksin Covid-19 buatan BioNTech-Pfizer.

Sebelumnya Uni Eropa dikritik karena dianggap kurang agresif memesan vaksin sehingga Uni Eropa secara keseluruhan mengalami kelambatan dalam penyediaan vaksin dan tidak bisa melakukan vaksinasi dengan cepat.

Pada konferensi pers di Brussels pada Jumat, Ketua komisi Ursula von der Leyen mengatakan kesepakatan baru dengan BioNTech-Pfizer ini akan menambah persediaan vaksin dua kali lipat bagi 27 negara anggota Uni Eropa.

"Ini akan memungkinkan UE untuk membeli (seluruhnya) hingga 600 juta dosis vaksin ini, yang sudah mulai digunakan di seluruh Uni Eropa. Dosis tambahan akan dibagikan mulai kuartal kedua 2021," kata von der Leyen.

Ditambah dengan vaksin Moderna yang sudah mendapat izin otoritas kesehatan Eropa, maka Uni Eropa sekarang bisa memvaksinasi 380 juta orang, lebih 80 persen dari populasi Uni Eropa.

Dengan semua produsen vaksin yang uji klinisnya diakui Uni Eropa. Secara keseluruhan Komisi Eropa memiliki kesepakatan pemesanan hingga sekitar dua miliar dosis. Produsen vaksin itu adalah Moderna, AstraZeneca, Sanofi-GSK, Janssen Pharmaceutica NV, BioNTech-Pfozer dan CureVac. Saat ini baru BioNTech-Pfizer dan Moderna yang mendapat izin penggunaan. DW/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top