Cuci Tangan Pakai Sabun Cegah Infeksi
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin
Foto: IstimewaJAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya cuti tangan pakai sabun (CTPS) untuk mencegah infeksi pada anak. Hal itu perlu juga didukung kesehatan lingkungan dan sanitasi total berbasi masyakarat.
"Cuci tangan pakai sabun dan sanitasi total berbasi masyarakat sangat penting untuk kita implementasikan karena ia bisa menurunkan dan mencegah infeksi," ujar Menkes, dalam Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, di Jakarta, Senin (17/10).
Dia mengatakan langkah tersebut dapat menurunkan angka kematian bayi. Dua penyebab utama kematian bayi erat dengan kesehatan lingkungan yaitu respiratori atau sistem pernapasan dan diare.
"Kenapa keluar di anak-anak? Karena infeksi. Itu kenapa cuci tangan dan kebersihan lingkungan di rumah penting," jelasnya.
Lebih lanjut, Menkes menambahkan, CTPS juga bagian dalam menurunkan prevalensi stunting. Energi, kalori, dan gizi anak mengalami infeksi bukan untuk pertumbuhan otak, tapi justru akan digunakan untuk menyembuhkan penyakit.
"Makanya stunting itu terjadi kekurangan gizi. Sangat tergantung masuknya berapa, keluarnya berapa," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Ns. Hotmarida Silalahi, S.Kep, M.Kep. Ia menjelaskan bahwa kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat meminimalkan penyebaran infeksi.
"Jika melakukannya dengan sesering mungkin atau di setiap momen-momen yang yang mengharuskan dia cuci tangan pakai sabun, maka akan meminimalkan penyebaran infeksi," ujar Ida dalam acara bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Senin.
Menurut Ida, infeksi yang dapat dicegah dengan CTPS adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman, bakteri, dan virus, seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan Covid-19.
"Seperti kita tahu penyebab diare adalah kuman-kuman yang menempel di tangan kita sehingga bisa kita pindahkan dari area tangan saat membuat susu atau mengolah makanan anak-anak, lalu mereka makan. Bahkan area bermain anak juga bisa memindahkan kuman penyebab diare dan membuat mereka terinfeksi pencernaannya," kata Ida.
Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anas Ma'ruf, berharap, perempuan dapat menjadi contoh atau role model pembudayaan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS). CTPS terkait dengan perubahan perilaku, oleh karenanya memerlukan contoh melalui sosok ibu sebagai pengambil keputusan di rumah dan lingkungannya.
Dia menambahkan, perempuan yang berdaya dapat mempercepat pembudayaan perilaku CTPS di masyarakat. Menurutnya, poin penting peringatan HCTPS adalah menguatkan kebutuhan (demand creation) masyarakat pada perilaku CTPS sehingga menjadi budaya perilaku masyarakat.
- Baca Juga: Ketua DPR: Judi Online Membuat Hak Anak Terabaikan
- Baca Juga: Menekraf Luncurkan Program Baru di Aceh
"Pada saat pandemi covid 19 kesadaran perilaku masyarakat pada CTPS meningkat. Nah dengan selalu mengingatkan pentingnya CTPS, misalnya dengan peringatan HCTPS ini, kita ingin agar perilaku itu terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan," katanya.
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 3 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 4 Jerman Percaya Diri Atasi Bosnia-Herzegovina
- 5 Disbun Kaltim Fasilitasi Alih Fungsi Lahan Tambang Menjadi Perkebunan
Berita Terkini
- Seperlima Kasus Dengue karena Perubahan Iklim
- Dharma Berharap Pembangunan Waduk di Jabar Tidak Ada Praktik Korupsi
- Pasangan RIDO Akan Bangun Waduk dan Sumur Resapan untuk Atasi Banjir di DKI
- Pemprov-KLH Kelola Sampah Berkelanjutan
- Dharma-Kun Usung Konsep Sistem Beton Berpori untuk Atasi Banjir Jakarta