Copilot Itu Gagal Ambil Pesawat NAM Air di Pontianak
MENGAMBIL SAMPEL DNA I Petugas dari Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim, mengambil sampel DNA dari Sumarzen Marzuki, orang tua dari korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182, Fadly Satrianto, di Sura-baya, Minggu (10/1).
Sebetulnya menjadi pilot adalah cita-citan Fadly sejak kecil. "Masih ingat saya, kalau ada suara pesawat dia langsung ke luar rumah untuk melihatnya di langit," tuturnya.
Sumarzen melanjutkan, setelah menyelesaikan pendidikannya selama 3,5 tahun padaprogram studi Ilmu Hukum pada tahun 2015, bukannya melanjutkan sebagai notaris atau pengacara, Fadly justru memilih mendaftar di sekolah penerbangan swasta di NAM Flying School, Bangka Belitung.
"Semangatnya menjadi pilot menyala lagi setelah melihat teman-temannya yang sukses di bidang itu. Lalu dia mendaftar dan diterima, Alhamdulillah ketika sudah bekerja pengetahunnya saat kuliah tetap terpakai, karena dalam tugas juga berhadapan dengan berbagai aturan hukum di bidang penerbangan," tuturnya.
Sumarzen menambahkan, pihak keluarga telah pasrah atas tragedi yang menimpa putra kebanggaan mereka itu. Saat ini mereka sekeluarga hanya menunggu kabar dari pihak berwenang terkait nasib Fadly beserta penumpang lainnya.n SB/N-3
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya