Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

COP27 Sepakati Dana Kompensasi Iklim bagi Negara Miskin

Foto : VOA/AP

Simon Stiell, kepala iklim PBB, berbicara selama sesi pleno penutupan KTT Iklim PBB COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Minggu 20 November 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

SHARM EL-SEIKH - Para negosiator telah menyetujui kesepakatan bersejarah untuk menciptakan dana kompensasi bagi negara-negara miskin yang menjadi korban cuaca ekstrem yang diperparah oleh polusi karbon oleh negara-negara kaya.

Keputusan untuk menciptakan dana kompensasi bagi negara-negara miskin yang menjadi korban cuaca ekstrem ini merupakan kemenangan besar bagi negara-negara miskin yang telah lama meminta uang tunai - yang seringkali dipandang sebagai ganti rugi - karena negara-negara itu sering menjadi korban bencana iklim meskipun hanya berkontribusi sedikit pada polusi yang memanaskan bumi. Pembicaraan tahun depan, di Uni Emirat Arab, akan mengevaluasi negosiasi lebih lanjut untuk menyusun rincian dana baru.

VOA melaporkan, Senin (21/11), presiden pembicaraan iklim tahun lalu yang juga Presiden COP26, Alok Sharma dari Inggris, mengkritik kepemimpinan KTT tahun ini karena mengurangi upayanya untuk berbuat lebih banyak guna mengurangi emisi dengan daftar yang jelas tentang apa saja yang telah gagal dilakukan.

Alok Sharma mengatakan bahwa kepemimpinan KTT bergabung dengan banyak pihak untuk mengusulkan sejumlah tindakan yang akan berkontribusi pada penciptaan dana iklim, sebelum mendaftar sejumlah elemen yang "tidak ada dalam teks kesepakatan tersebut."

"Kita juga ingin mengambil langkah-langkah definitif ke depan. Kita bergabung dengan banyak pihak untuk mengusulkan sejumlah tindakan yang akan berkontribusi pada hal ini. Menurut sains - yang tidak tercantum dalam teks ini - emisi kian memuncak sebelum tahun 2025. Tindak lanjut yang jelas tentang pengurangan bertahap terhadap penggunaan batubara - juga tidak dalam teks ini. Komitmen yang jelas untuk menghapus semua jenis bahan bakar fosil - tidak ada dalam teks ini dan teks mengenai energi semakin melemah pada menit-menit pembicaraan terakhir," kata Sharma.

Menteri Lingkungan Maladewa Aminath Shauna mengatakan kesepakatan untuk menciptakan dana bagi negara-negara berkembang yang terkena dampak perubahan iklim yang diperparah dengan emisi oleh negara-negara kaya telah menciptakan "perjanjian kepercayaan baru" antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top