Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Chernobyl, "Kota Hantu" yang Merana

Foto : AFP/VLADIMIR REPIK
A   A   A   Pengaturan Font

Kota hantu Chernobyl yang kini direbut Russia merupakan salah satu bukti berbahayanya kecelakaan nuklir. Wilayah yang berada dalam pengawasan ketat itu, menurut para ahli baru bisa dihuni setelah 20.000 tahun lagi.

Bencana nuklir Chernobyl yang terjadi pada 26 April 1986 sampai saat ini merupakan kecelakaan reaktor nuklir terburuk dan terparah dalam sejarah. Berada di Ukraina, berjarak 12 kilometer dari perbatasan Belarus di sisi utara, sampai kini lokasi tersebut masih mengandung radioaktif tinggi.
Total isotop radioaktif yang dilepaskan dari kecelakaan tersebut 30 kali lebih tinggi dibandingkan ledakan bom atom di Hiroshima yang dijatuhkan pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki yang dijatuhkan pada 9 Agustus 1945.
Sebanyak 8,5 juta orang terpapar radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl dan sekitar 500 ribu orang meninggal akibat efek radiasi dari kecelakaan tersebut.
Akibat ledakan bom atom Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak, namun kedua kota itu tetap bisa ditinggali setelah rekonstruksi yang dimulai 1950. Sedangkan untuk zona Chernobyl dan sekitarnya, menurut para pakar tidak akan bisa dihuni hingga 20.000 tahun.
Bencana nuklir yang terjadi pada era Uni Soviet tersebut merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional. Kecelakaan lain yang berada pada level ini adalah bencana nuklir Fukushima Daiichi di Jepang.
Ketika pecah perang Russia-Ukraina yang dimulai 20 Februari 2022, wilayah ini menjadi target untuk direbut Russia. Kini direbutnya Chernobyl oleh Russia membuat sistem pemantauan radiasi dan kebakaran hutan yang dioperasikan oleh Ukraina tidak berfungsi. IAEA juga kehilangan akses data ke lokasi tersebut.
Direbutnya "kota hantu" itu karena menjadi rute terpendek dari perbatasan Belarus ke Ibu Kota Kyiv. Menurut BBC, Russia bukan hanya mencari rute serangan di Chernobyl, tetapi juga menghancurkan sejumlah fasilitas riset maupun penelitian.
Ukraina menyebut di tempat itu banyak menyimpan sampel radionuklida yang sangat aktif. Laboratorium seharga 6 juta euro tersebut juga menyimpan sejumlah peralatan analisis berharga yang tidak ada di tempat lain di Eropa.

Kronologi
Pada dini pukul 01.23, 26 April 1986, reaktor 4 PLTN Chernobyl meledak. Reaktor yang dibangun pada pada era '70-a hingga '80-an itu berada di pinggir Sungai Pripyat yang airnya melimpah dan bisa dipergunakan sebagai bahan pendingin untuk reaktor.
"Ledakan terjadi selama pemeriksaan pemeliharaan rutin," ungkap Komite Ilmiah PBB tentang Efek Radiasi Atom (UNSCEAR).
Sebelum terjadi ledakan, operator berencana untuk menguji sistem kelistrikan dengan mematikan sistem kontrol vital, yang bertentangan dengan peraturan keselamatan. Menurut Badan Energi Nuklir (NEA), dimatikannya sistem kontrol vital itu menyebabkan reaktor mencapai tingkat yang sangat tidak stabil dan berdaya rendah. Reaktor mengalami kelebihan uap dan yang kedua dipengaruhi oleh hidrogen.
Uap berlebih tercipta oleh berkurangnya air pendingin, yang menyebabkan uap menumpuk di pipa pendingin. Di sini terjadi koefisien positive-void yang menyebabkan lonjakan daya yang sangat besar sehingga operator tidak dapat mematikannya sehingga berbuntut pada ledakan.
Puing-puing radioaktif dari komponen bahan bakar yang dilepaskan dari ledakan adalah iodium-131, cesium-134 dan cesium-137. Iodium-131 memiliki waktu paruh hanya delapan hari, menurut UNSCEAR, tapi dengan cepat mudah tertelan melalui udara dan cenderung terlokalisasi di kelenjar tiroid. Sedangkan isotop cesium -137 memiliki waktu paruh 30 tahun juga dilepaskan.
Ketika radioaktif menghujani area tersebut, api menyebar dari gedung reaktor 4 ke gedung-gedung yang berdekatan. Asap dan debu beracun dibawa oleh angin yang bertiup, membawa produk fisi dan inventaris gas mulia dari gas tidak berbau dan tidak berwarna yang terjadi secara alami.
Desain reaktor empat nuklir RBMK-1000 yang dirancang era Uni Soviet. Desain ini sekarang diakui secara universal memiliki cacat bawaan. "Desain reaktor itu memiliki desain tabung tekanan yang menggunakan bahan bakar uranium dioksida U-235 yang diperkaya untuk memanaskan air, menciptakan uap yang menggerakkan turbin reaktor dan menghasilkan listrik," menurut Asosiasi Nuklir Dunia.
"Di sebagian besar reaktor nuklir, air juga digunakan sebagai pendingin dan untuk memoderasi reaktivitas inti nuklir dengan menghilangkan kelebihan panas dan uap," menurut Asosiasi Nuklir Dunia. Tapi RBMK-1000 menggunakan grafit untuk memoderasi reaktivitas inti dan untuk menjaga reaksi nuklir terus menerus terjadi di inti.
Saat inti nuklir memanas dan menghasilkan lebih banyak gelembung uap, inti menjadi lebih reaktif, tidak kurang, menciptakan lingkaran umpan balik positif yang oleh para insinyur disebut sebagai koefisien kekosongan positif.
Ledakan itu menewaskan dua pekerja dari beberapa orang pekerja yang meninggal dalam beberapa jam setelah kecelakaan. Selama beberapa hari berikutnya, ketika kru darurat berusaha mati-matian untuk menahan kebakaran dan kebocoran radiasi, jumlah kematian meningkat karena penyakit radiasi akut.
"Api awal dapat dipadamkan sekitar pukul 5 pagi, tetapi api berbahan bakar grafit yang dihasilkan membutuhkan waktu 10 hari dan 250 petugas pemadam kebakaran untuk dipadamkan," tulisa NEA. Namun, emisi beracun terus dipompa ke atmosfer selama 10 hari berikutnya.
Evakuasi Kota Pripyat di utara Chernobyl dimulai pada 27 April, sekitar 36 jam setelah kecelakaan. Saat itu, banyak warga yang mengeluhkan muntah-muntah, sakit kepala, dan tanda-tanda penyakit radiasi lainnya. Pejabat menutup area 30 kilometer persegi di sekitar pabrik pada 14 Mei, mengevakuasi 116.000 penduduk lainnya.
Meski terlambat dalam beberapa tahun selanjutnya, 220.000 lebih penduduk diminta untuk pindah. Menurut Asosiasi Nuklir Dunia mereka mengungsi di daerah yang kurang terkontaminasi radiasi. hay/I-1

Kematian Terjadi Setelah Empat Bulan

Radiasi nuklir yang dilepaskan tidak berdampak seketika, kecuali oleh ledakan yang terjadi. Sebanyak 28 pekerja Pembangkit Listrik tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, di Ukraina, meninggal setelah empat bulan pertama dari kecelakaan. Mereka yang meninggal termasuk yang terekspos diri pada tingkat radiasi yang mematikan demi mengamankan fasilitas dari kebocoran radiasi lebih lanjut.
Menurut Komisi Pengaturan Nuklir Amerika Serikat, NRC, radiasi terberat saat kecelakaan dialami oleh mereka yang tinggal di barat dan barat laut ke arah negara Belarus. Hal ini karena angin yang dominan pada saat kecelakaan itu berasal dari selatan dan timur, sehingga sebagian besar pancaran radiasi bergerak ke barat laut menuju Belarus.
Pada kasus ini Uni Soviet sangat lambat merilis informasi tentang tingkat keparahan bencana ke dunia luar. Radiasi menimbulkan rasa kekhawatiran di Swedia sebuah negara non blok berdasarkan tingkat radiasi dan arah angin. Hal ini memaksa otoritas Uni Soviet mengungkapkan tingkat krisis sepenuhnya, setelah sekian lama menutupinya.
Setelah tiga bulan, total 31 orang dari masyarakat meninggal karena paparan radiasi. "Antara 1991 dan 2015, sebanyak 20.000 kasus kasus kanker tiroid terdiagnosis pada pasien yang berusia di bawah 18 tahun saat terjadi ledakan," menurut laporan Komite Ilmiah PBB tentang Efek Radiasi Atom (UNSCEAR) 2018.
Reaktor yang rusak itu kemudian ditutup dengan kubah beton untuk menampung sisa radiasi, meski tidak diketahui seberapa lama kuat dan efektif. Kemudian sebuah kubah baru yang disebut struktur New Safe Confinement mulai dibangun pada 2006 setelah menstabilkan kubah yang sudah ada.
Struktur baru, yang selesai pada 2017, memiliki lebar 257 meter, panjang 162 meter, dan tinggi 108 meter, dirancang untuk sepenuhnya menutup reaktor 4. "Kubah itu setidaknya dapat bertahan hingga 100 tahun," menurut World Nuclear News.
Anehnya meski desainnya cacat, reaktor sisa dari PLTN Chernobyl terus beroperasi untuk memenuhi kebutuhan listrik Ukraina. Reaktor tiga sebagai yang terakhir ditutup pada Desember 2000. Sebelumnya reaktor 2 dan 1 ditutup masing-masing pada 1991 dan 1996. Penonaktifan total situs ini diharapkan akan selesai pada 2028.
Meskipun berbahaya, beberapa orang kembali ke rumah mereka tak lama setelah bencana. Pada 2011, Ukraina bahkan membuka area tersebut untuk wisatawan yang ingin melihat langsung dampak dari bencana tersebut.
Saat ini, wilayah tersebut, termasuk dalam zona eksklusi, dipenuhi dengan berbagai satwa liar yang tumbuh subur tanpa campur tangan manusia. Populasi serigala, rusa, lynx, berang-berang, elang, babi hutan, rusa besar, beruang, dan hewan lainnya yang berkembang pesat. Namun beberapa efek radiasi, seperti pohon kerdil dan hewan dengan tingkat radioaktif cesium-137 yang tinggi masih bisa dijumpai.
Daerah tersebut telah pulih sampai batas tertentu, tetapi masih jauh dari kembali normal. Tetapi di daerah-daerah di luar zona eksklusi, orang-orang mulai bermukim kembali. Turis terus mengunjungi situs tersebut, dengan tingkat kunjungan melonjak 30 persen hingga 40 persen berkat popularitas penayangan HBO serial Chernobyl (2019). hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top