Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepala BNPT, Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si

Cegah Terorisme dengan "Soft-Approach" dan Deradikalisasi

Foto : ISTIMEWA

Kepala BNPT, Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penanggulangan terorisme.

Saat ini, BNPT dipimpin oleh Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. Jenderal polisi bintang tiga ini dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada 3 April lalu, menggantikan Komjen Pol. (Purn) Dr. Boy Rafli Amar, M.H. yang telah memasuki masa purnabakti.

Sebelum dilantik sebagai Kepala BNPT, Rycko menjabat sebagai Kepala Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.

Sebenarnya Rycko bukan orang baru di bidang terorisme. Sebab, lulusan terbaik Akpol 1988 ini mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa usai ikut melumpuhkan gembong teroris Dr. Azhari, di Batu, Jawa Timur, pada tahun 2005 silam.

Untuk mengenal lebih dalam terkait program-programnya, berikut kutipan wawancara wartawan Koran Jakarta, Fredrikus W Sabini dengan Kepala BNPT Komjen Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. dalam sejumlah kesempatan.

Di sini, Rycko membeberkan pesan Presiden kepadanya saat dilantik, serta bagaimana upaya pencegahan dan deradikalisasi yang akan menjadi prioritasnya.

Presiden baru saja melantik Anda sebagai kepala BNPT, April lalu. Seperti apa upaya pencegahan yang akan Anda lakukan?

Upaya pencegahan terorisme akan bekerja sama dengan mitra di dalam dan di luar negeri. Selain itu, pencegahan berbasis soft approach juga dilakukan melalui pendekatan edukasi dan kesejahteraan.

Kita akan melakukan kerja sama, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terutamanya dengan mengedepankan upaya-upaya pencegahan, pencegahan dengan menggunakan sentuhan dari pada hati, pencegahan yang lebih mengedepankan upaya-upaya dalam bidang edukasi pendidikan dan kesejahteraan.

Pendekatan lunak ini juga digunakan dalam mengoptimalkan upaya deradikalisasi. Penegakan hukum merupakan ultimum remedium, sehingga pendekatan lunak menjadi strategi utama dalam mencegah terorisme.

Apa pesan Presiden saat dilantik?

Bapak Presiden berpesan kepada saya untuk melakukan optimalisasi kegiatan deradikalisasi terutama kepada saudara-saudara kita yang pernah tersesat dan terlibat dalam masalah hukum dengan kasus-kasus radikalisme dan terorisme, kita tentunya akan menggunakan berbagai upaya, pendekatan secara preemtif, secara persuasif, preventive is better than cure, prevention first, the law enforcement only the ultimum remedium strategy.

Bagaimana pandangan Anda terhadap tugas baru ini?

Tugas penanggulangan terorisme ini sangat mulia. Mulia bukan hanya karena menjaga keutuhan NKRI, tapi bagaimana membuat manusia menjaga kemanusiaan, manusia menghormati satu sama lain. Ini penting.

Kepemimpinan yang baru, BNPT pasti bisa mengakselerasi pencapaian tugas penanggulangan terorisme yang selama ini kita kerjakan.

Saya juga berharap agar sinergi dengan beragam unsur masyarakat dapat terus dilanjutkan. Dengan sinergitas kita membangun bangsa, kita harus berusaha semaksimal mungkin melanjutkan ini. Kerja sama dengan masyarakat memberikan efek bahwa ketahanan bangsa. Kita memiliki daya imunitas yang bagus melawan virus radikal intoleran.

Sejatinya, pendekatan kemanusiaan selama ini telah terimplementasi dalam upaya kontra radikalisasi yang dilakukan oleh BNPT. Melalui pendekatan ini, BNPT berupaya melakukan penanaman nilai-nilai nasionalisme serta nilai-nilai non-kekerasan, dengan strategi pendekatan melalui pendidikan formal maupun non-formal. Kontra radikalisasi yang diusung BNPT banyak menggandeng tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan stakeholder lain dalam memberikan nilai-nilai kebangsaan.

Apa fokus Anda ke depan?

Saya mengimbau agar kegiatan BNPT RI difokuskan pada kegiatan program deradikalisasi. Hal tersebut merupakan amanat dan harapan dari Presiden RI Joko Widodo sebagai bukti nyata hadirnya negara dalam rangka pencegahan tindak pidana terorisme.

Kegiatan kita (BNPT RI) semaksimal dan seoptimal mungkin, sebesar-besarnya kita berikan untuk program deradikalisasi.

Dalam program deradikalisasi, saya mengimbau agar pemuka agama dapat dilibatkan secara aktif untuk meluruskan pehaman agama yang salah sebagaimana semua agama mengajarkan perdamaian bukan permusuhan bahkan tindakan kekerasan.

Kita bentuk dai-dai yang memberikan pencerahan kepada para napiter. Para dai diharapkan bisa memberikan pemahaman agar mereka (napiter) mencintai perdamaian, bertoleransi, dan tumbuh kecintaannya terhadap NKRI.

Apakah selama ini sudah berjalan?

Selama ini, BNPT RI terus memfokuskan program deradikalisasi. Program deradikalisasi yang dilakukan BNPT RI terutama menyangkut program pemberdayaan ekonomi napiter (mitra derad) dengan pendirian Kawasan Terpadu Nusantara (KTN).

KTN telah didirikan di lima wilayah lokus sinergisitas penanggulangan terorisme, yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.

BNPT bersama Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) dan Polri menggelar Ikrar NKRI kepada 24 Warga Binaan Narapidana Tindak Pidana Terorisme Lembaga Pemasyarakatan Khusus Kelas IIB Sentul pekan ini. Apa harapan Anda ke mereka?

Harapannya, mereka tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila, melepas baiat serius dari hati, dan kembali ke NKRI.

Ini merupakan bentuk usaha bangsa untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka selepas kembali ke masyarakat, saat ini kita berada di kawasan pusat deradikalisasi dibekali ilmu kewirausahaan.

Apa pesan dari kembalinya mereka ke NKRI?

Ini bentuk keberhasilan program deradikalisasi yang selama ini kita jalankan. Tujuannya agar mereka kembali menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI. Semoga kerja sama kita semakin solid, untuk percepatan program reintegrasi sosial.

Setelah berikrar dan menjalani masa pembinaan, napiter diharapkan dapat menjadi Mitra BNPT RI dalam mencerahkan keluarga dan kelompok mereka, serta menghambat proses penyebaran paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Anda berkolaborasi dengan BKKBN dan Perjanjian Kerja Sama dengan PT Pelindo (Persero) April lalu, apa sasarannya?

Kami melihat pentingnya membangun ketahanan masyarakat dari ideologi kekerasan yang berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kita membangun kesadaran dengan para pihak untuk mencegah masuknya ideologi itu di sendi-sendi kehidupan, bagaimana kita membangun ketahanan masyarakat.

Kerja sama dengan BKKBN akan difokuskan pada membangun ketahanan anak muda dari paham radikalisme, sementara dengan Pelindo asesmen terhadap aset perusahaan pelat merah tersebut akan dilakukan dalam rangka perlindungan terhadap tindak pidana terorisme. Selain itu, sosialisasi pencegahan juga akan diberikan kepada pegawai Pelindo serta anak perusahaan dan afiliasinya.

Kita baru saja memperingati hari kebangkitan nasional. Apa pesan Anda?

Kebangkitan Nasional dapat dimaknai sebagai momentum memperingati perjuangan para pendiri bangsa. Kita adalah generasi penerus yang harus terus mempertahankan bara api semangat kebangkitan ini yang dibarengi dengan terus merapatkan barisan perjuangan, menunjukan kerja keras, kerja cerdas, juga kerja bersama demi kemandirian dan kemajuan bangsa yang berkelanjutan.

Kebangkitan Nasional juga berarti kita harus terus semangat untuk bangkit melindungi segenap kedaulatan Indonesia melawan segala bentuk ancaman yang datang kepada bangsa Indonesia, termasuk ancaman sebuah budaya kekerasan yang diusung kelompok radikalisme yang nyata-nyata telah merusak sendi-sendi persaudaraan kebangsaan.

Seluruh warga negara harus memiliki daya cegah, daya tangkal dan daya lawan terhadap ideologi yang mengandung kekerasan. Pemerintah juga terus berupaya mengembalikan mindset saudara-saudara sebangsa yang pernah terjerat, dikembalikan kepada pemahaman yang benar. Upaya tersebut dilakukan melalui program deradikalisasi.

Ini tugas kita untuk mengembalikan pemahaman mereka, bagaimana caranya? Dengan program deradikalisasi.

Program deradikalisasi menjadi perhatian utama. Proses yang dilaksanakan BNPT RI dengan melibatkan pihak-pihak internal maupun eksternal untuk memastikan program tersebut mendapatkan hasil yang maksimal mengingat keberhasilan program ini dapat membangun keharmonisan bangsa dan mereduksi penyebaran dari paham radikalisme dan terorisme.

Deradikalisasi merupakan upaya mengembalikan pemahaman yang salah, membangun keharmonisan bangsa dengan mereduksi paham kekerasan.

Oleh karena itu, BNPT RI perlu bersinergi bersama seluruh komponen bangsa dengan menggunakan pendekatan lunak kepada mitra deradikalisasi dan masyarakat untuk bersama-sama mengglorifikasikan bahwa paham kekerasan dan budaya kekerasan harus ditinggalkan karena bukan merupakan jati diri bangsa Indonesia. Untuk meninggalkan pemahaman kekerasan, tinggalkan budaya kekerasan.

Bagaimana pendekatan BNPT saat Lebaran kemarin terhadap napiter?

BNPT memastikan keamanan dan pencegahan gangguan ketertiban jelang Lebaran di Lapas Khusus Kelas II B Sentul. Hal ini berkaca dari beberapa pengalaman di mana pada Hari Raya Idul Fitri terdapat kunjungan-kunjungan dari keluarga para nara pidana terorisme.

Hari Raya Idul Fitri, ketika keluarga datang jenguk, pastikan semua yang dibawa aman dicek. Pastikan lapas aman.

Saya berpesan agar setiap personel penjagaan baik yang berada di dalam maupun di luar lapas maupun perangkat pendukung dalam kondisi siap jika terjadi gangguan keamanan. CCTV harus terus dimonitor, Brimob dan petugas lapas harus siap saling berkoordinasi, cek alat-alat keamanan yang dibutuhkan.

Penjagaan keamanan di dalam lapas pada momen Lebaran tahun ini sangat krusial karena Lapas Kelas II B Sentul memfasilitasi kunjungan tersebut sebagai salah satu pendekatan humanis kepada napiter yang masih menjalani masa hukuman.

Sebulan lalu kita memperingati Hari Pendidkan Nasional, apa pesan Anda?

Momentum ini harus kita pahami untuk terus belajar, never stop learning (jangan pernah berhenti belajar) sehingga kita bisa menjadi guru di lingkungan kita untuk membawa perubahan yang lebih baik di masyarakat.

Saya mengharapkan pascabulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri dijadikan momentum "hijrah" menjadi manusia yang lebih baik dalam segi perilaku termasuk dalam bekerja, sehingga memiliki visi dan misi yang tangguh dalam menciptakan Indonesia damai dan Indonesia harmoni yang antiterorisme dan kekerasan.

Dalam menciptakan kehidupan sosial yang harmoni, BNPT RI terus berikhtiar mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk "hijrah" lebih baik dalam penggunaan dan pemanfaatan media sosial. BNPT RI terus menyosialisasikan kepada generasi muda agar menjadi bagian penyebar narasi positif di media sosial dan ikut menolak berita hoax yang kerap mempromosikan perilaku intoleransi dan kekerasan.

BNPT tidak henti-hentinya menghimpun seluruh komponen bangsa termasuk di dalamnya para dai dan daiyah Jawa Barat untuk bekerja sama menguatkan kesiapsiagaan dan ketahanan nasional dari ancaman ideologi kekerasan.

Kenapa demikian, karena peran dai dan daiyah tidak dapat disepelekan dalam menguatkan kesiapsiagaan dan ketahanan nasional dari ancaman ideologi kekerasan. Mereka justru punya peranan sangat penting dalam pencegahan ideologi kekerasan.

Peran dai sangat sentral, penting dan menjadi kunci dalam program kontra radikalisme dan deradikalisasi dalam upaya pencegahan ideologi kekerasan radikalisme terorisme.

Para dai dan daiyah dapat berperan langsung untuk merubah pemahaman dan mindset masyarakat yang telah terpapar radikalisme termasuk kepada mantan napiter dengan cara memberikan tausyiah sesuai dengan ajaran agama yang damai jauh dari ajaran kebencian.

Dai dan daiyah termasuk para orang tua, kyai, ajengan, ustaz, ustazah, mereka dipercaya dan dianggap orang suci. Untuk itu, ketika dai dan daiyah banyak yang terlibat dalam memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat, masyarakat yang terpapar ini bisa yakin dan mau mengubah pemikiran dan sikap mereka.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top