Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilihan Umum I Tingkat Partisipasi Publik yang Rendah Bisa Digunakan untuk Kejahatan

Cegah Kecurangan, Masyarakat Diminta Aktif Gunakan Hak Pilih

Foto : ANTARA/RAFIUDDIN ABDUL RAHMAN

WNI GUNAKAN HAK PILIH DI MALAYSIA I Warga negara Indonesia (WNI) mengantre untuk mencoblos dalam pemungutan suara Pemilu 2024 di Pusat Dagangan Dunia (WTC), Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (11/2). Dari exit poll beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di luar negeri seperti di New York (AS), Jerman, dan Belanda, diberitakan pasangan Ganjar- Mahfud unggul dari paslon lainnya.

A   A   A   Pengaturan Font

Pakar politik Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, mengatakan, kekhawatiran akan terjadinya kecurangan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 bisa saja terjadi mengingat telah banyak indikasi pelanggaran pemilu.

"Potensi kecurangan ini terutama untuk mengejar kemenangan salah satu paslon cukup besar," kata Airlangga.

Selain itu penentuan Pejabat Sementara Kepala Daerah oleh pemerintah sampai indikasi intervensi aparat, maupun politisasi bansos yang berlangsung merupakan indikator pendukung rawannya kecurangan.

"Sebelumnya bisa kita saksikan dari awal, mulai kasus di Mahkamah Konstitusi yang menunjukkan terjadinya indikasi conflict of interest, yang semakin dikuatkan dengan pelanggaran etik oleh Ketua KPU ketika menerima pencalonan dari Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden sesuai dengan keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), maka peluang kecurangan bisa saja dilakukan dengan cara mobilisasi maupun pada permainan di tingkat partisipasi warga," ungkapnya.

Tentukan Arah Bangsa
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top