Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cegah dengan Imunisasi, Dinkes DKI Ingatkan Difteri Bisa Sebabkan Penyumbatan Saluran Napas

Foto : ANTARA/Ho-Kominfotik Jaksel

Pelaksanaan imunisasi anak di Jakarta Selatan.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan difteri bisa menyebabkan penyumbatan saluran napas dan penyakit ini sebenarnya bisa dihindari melalui imunisasi.

"Difteri itu ada putih-putih di tenggorokan. Efeknya kalau di tenggorokan ada putih-putih, lama-lama putih-putih menebal menyebabkan pembengkakan, saluran napas kita tersumbat," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Budi Setiawan dalam acara yang digelar daring, Senin.

Difteri merujuk Kementerian Kesehatan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh baktericorynebacterium diptheriaedan ditandai dengan adanya peradangan pada selaput saluran pernapasan bagian atas, hidung dan kulit.

Penyakit ini ditandai demam yang tidak terlalu tinggi, lalu adanya selaput yang menutup saluran napas. Bakteri juga mengakibatkan gangguan jantung dan sistem saraf.

Difteri termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan imunisasi untuk mencegah penyakit ini sudah termasuk ke dalam program nasional imunisasi dasar lengkap, meliputi tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4 bulan.

Kemudian, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat.

Lalu, satu dosis imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.

Iwan mengatakan DKI Jakarta termasuk wilayah yang masih ditemukan difteri. Merujuk data pada 5 Mei lalu, terdapat 41 kasus suspek atau terduga difteri dan dari jumlah tersebut ada yang sudah terkonfirmasi.

"Dari 41 kasus itu sudah ada yang masuk konfirmasi ke laboratorium bisa ditangani dengan baik dengan status imunisasi lengkap dan penanganan dini," kata dia.

Dia menegaskan bahwa riwayat imunisasi juga membantu pasien untuk sembuh lebih cepat dan terhindar dari kematian.

"Imunisasi untuk pencegahan tapi bahasa pencegahan ini diperluas tidak hanya mencegah untuk tidak terjadi penyakit tapi di kalau sakit mencegah kesakitan yang panjang atau bahkan kematian," kata Iwan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top