Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Calon Rektor Berbekal Ijazah Palsu

A   A   A   Pengaturan Font

Namun, yang jauh lebih mengerikan, kalau benar, adalah langkah yang dilakukan orang yang dulu dikenal dalam grup lawak "Empat Sekawan" bernama Qomar atau Nurul Qomar. Mengapa mengerikan? Sebab untuk mencalonkan diri sebagai Rektor Universitas Muhadi Setiabudhi, Brebes, Jateng, dia harus memalsukan ijazah S-2 dan S-3!!

Apa yang mau dicapai dari seorang pucuk pendidikan tinggi yang tidak bermoral? Dunia pendidikan mestinya teguh dalam menjaga moral, integritas, kejujuran, dan nilai-nilai luhur lainnya. Tapi kalau sang rektor sudah menjadi penjahat dengan memalsukan ijazah, apa yang mau diberikan kepada dunia pendidikan? Langkah Qomar adalah gerbang kehancuran dunia pendidikan.

Lebih parahnya, ternyata, itu pencalonan kembali Qomar sebagai Rektor Universtas Muhadi Setiabudhi. Sebab dia pernah menabat rektor di tempat yang sama. Apa yang mau diberikan Qomar dengan ijazah palsunya dalam mengabdi sebuah universitas dengan nama "setiabudhi?" Gurunya pemalsu, muridnya apa? Sehancur inikah pendidikan nasional?

Qomar pantas dihukum berat karena dia lama mantan anggota DPR dalam komisi pendidikan lagi. Beruntung, dia kalah saat maju dalam pilkada kabupaten Cirebon dengan menjadi calon wakil bupati. Memang lagi apes, pemenang pilkada Kabupaten Cirebon (petahana) Sunjaya pun akhirnya harus ditangkap KPK.

Pucuk pendidikan (apalagi tinggi) mestinya harus benar-benar 'suci.' Bukan malah memalsukan ijazah. Doktor adalah gelar amat terhormat karena jenjang terakhir (tertinggi) proses pendidikan. Doktor sudah harus memenuhi hampir 'seluruh" kriteria: intelektualitas, kejujuran, dan integritas. Tapi di negeri ini doktor hanyalah embel-embel yang bisa dibeli. Doktor macam itu tidak melekat pada pribadi karena hanya tempelan.

Komentar

Komentar
()

Top