Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cairan Limbah Radioaktif Berbahaya

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meski WHO menyatakan tidak ada efek kesehatan, tetapi banyak yang tidak percaya. Apalagi pada 2018, pemerintah Jepang mengumumkan seorang pekerja telah meninggal setelah terpapar radiasi. Keluarganya harus diberi kompensasi. Sejumlah penduduk dipastikan tewas di pengungsian, termasuk puluhan pasien rumah sakit yang terkena radiasi.

Bencana Fukushima diklasifikasikan sebagai peristiwa tingkat tujuh oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), atau tertinggi kedua setelah setelah peristiwa di Chernobyl, Ukraina. Para kritikus menyalahkan kurangnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Tanggapan dari operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power (Tepco) dan pemerintah juga kacau.

Investigasi Jepang menyimpulkan, Fukushima adalah bencana buatan manusia yang mendalam. Jepang menyalahkan perusahaan energi itu karena gagal memenuhi persyaratan keselamatan.

Namun, pada 2019 pengadilan Jepang membebaskan tiga mantan eksekutif Tepco karena kelalaian dalam satu-satunya kasus kriminal yang keluar dari bencana tersebut. Pada 2012, Perdana Menteri Jepang saat itu, Yoshihiko Noda, menyatakan bertanggung jawab. Pada 2017 pengadilan memutuskan pemerintah harus membayar kompensasi kepada pengungsi.

Setelah satu dekade tantangan utama tetap ada, terutama menghilangkan limbah nuklir, batang bahan bakar, dan lebih dari 1,25 juta ton air radioaktif sisa pendinginan dengan aman di lokasi lain. Tahun ini pemerintah berencana melepaskan air yang telah disaring ke Samudera Pasifik untuk mengurangi radioaktivitas.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top