Jum'at, 15 Nov 2024, 22:45 WIB

Cagub DKI Ridwan Kamil Siapkan 12 Langkah Atasi Polusi Udara di Jakarta

Cagub Ridwan Kamil dalam diskusi bertajuk "Menantang Cagub Jakarta Selesaikan Polusi Udara", di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).

Foto: ANTARA/HO-Tim Ridwan Kamil-Suswono

Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil mengaku telah menyiapkan 12 langkah atau kebijakan untuk mengatasi polusi udara di Jakarta sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pertama, membereskan tata ruang dengan menghadirkan zona perkantoran di banyak wilayah, sehingga meminimalkan mobilitas masyarakat.

"Kami ingin menghadirkan budaya baru, bagaimana warga tetap produktif namun minim mobilitas. Pola pikir harus baru, untuk produktif tidak lagi harus banyak mobilitas. Makanya, saya ingin memperbanyak zona perkantoran di banyak tempat di Jakarta," kata Ridwan Kamil dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Kedua, menata transportasi atau memperluas transportasi publik. Ke depan, operasional Transjakarta akan diperluas sampai daerah aglomerasi seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang.

Berdasarkan data, ada sekitar dua juta warga yang lalu lalang di Jakarta untuk mencari nafkah.

Ketiga, membuat kebijakan terkait kendaraan listrik. Keempat, melakukan penataan waktu bekerja, antara lain dengan menghadirkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home policy).

Kelima, menegakkan kebijakan tentang uji emisi. Keenam, mengusung tata hijau dengan memperbanyak aktivitas penanaman pohon.

"Kami menargetkan dalam lima tahun bisa menanam tiga juta pohon dengan harapan bisa mengurangi suhu Jakarta hingga sekitar dua derajat," jelasnya.

Ke tujuh, mengusung kebijakan pro green space karena di Jakarta masih ada banyak ruang yang bisa dimanfaatkan menjadi ruang hijau.

"Saya inginnya selama kavling tersebut belum dibangun, Pemprov DKI akan meminjam lahan tersebut untuk dimanfaatkan, dibangun lahan hijau," jelasnya.

Ke delapan, menghadirkan taman di atap atau rooftop garden, sehingga ke depan gedung yang memiliki atap datar akan diwajibkan untuk ditanami pohon.

Ke sembilan, mengusung tata teknologi agar kebijakan yang diambil sesuai dengan data yang ada.

Sepuluh, menghadirkan truk embun. Sebelas, mengusung pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Dan terakhir, atau ke dua belas, melakukan tata anggaran untuk merealisasikan climate budget.

"Truk embun ini sudah dilakukan di China. Setiap pagi, truk ini bertugas menyemprotkan H2O untuk mengurangi partikel yang menyebabkan polusi. Cara ini tentu butuh teknologi agar keputusan bisa diambil dengan bijaksana dan sesuai data yang ada," ujarnya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: