
BYD Umumkan Teknologi Pengisian Daya Super 1.000 Volt, Secepat Pengisian BBM Kendaraan Konvensional
Ilustrasi pengisian daya untuk mobil listrik BYD.
Foto: istimewaBEIJING - Produsen mobil listrik Tiongkok, BYD, mengumumkan terobosan baru dalam teknologi pengisian daya kendaraan listrik melalui Super E-Platform, yang diklaim mampu mengisi daya setara dengan kecepatan pengisian bahan bakar kendaraan konvensional.
Dalam video yang diunggah di Weibo, BYD menunjukkan bahwa kendaraan listrik yang kompatibel dengan teknologi ini dapat memperoleh tambahan 20 km jarak tempuh hanya dalam 10 detik. Jika klaim ini benar, maka ini akan menjadi revolusi besar dalam industri EV, yang saat ini masih menghadapi tantangan terkait waktu pengisian daya.
Saat ini, pengisian daya tercepat untuk kendaraan listrik menggunakan pengisian cepat DC (fast charging), yang membutuhkan 20 menit hingga satu jam untuk pengisian penuh. Bahkan Tesla Supercharger hanya mencapai 250 kW, sementara pengisi daya tercepat saat ini berada di angka 350 kW.
Namun, Super E-Platform BYD disebut mampu menggunakan daya hingga tingkat megawatt, yang berarti kecepatan pengisiannya bisa hampir dua kali lipat lebih cepat dibandingkan teknologi yang ada saat ini.
Meski menjanjikan, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecepatan pengisian daya, seperti:
•Suhu baterai dan lingkungan
•Kapasitas baterai kendaraan
•Stabilitas daya dari stasiun pengisian
BYD belum mengungkap detail teknis mengenai cara kerja Super E-Platform, termasuk bagaimana teknologi ini menangani faktor-faktor tersebut.
Saat ini, Super E-Platform hanya kompatibel dengan dua model terbaru BYD, yaitu Han L dan Tang L.Belum ada informasi mengenai kapan teknologi ini akan diterapkan pada model lain atau diperluas ke pasar global.
BYD telah memasuki pasar Eropa dan Asia, tetapi belum menjual kendaraan listriknya di Amerika Serikat. Salah satu penyebabnya adalah:
•Regulasi ketat terhadap produk China, termasuk kekhawatiran soal keamanan data dan pengawasan.
•Tarif tinggi yang diterapkan untuk kendaraan listrik asal China.
•Kebijakan pemerintahan Biden yang melarang perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan China di kendaraan penumpang mulai tahun 2027.
Di sisi lain, Elon Musk, pemilik Tesla, menyatakan bahwa ia lebih memilih persaingan terbuka daripada pembatasan tarif terhadap kendaraan listrik Tiongkok.
Jika teknologi Super E-Platform benar-benar mampu mengisi daya kendaraan listrik secepat pengisian bahan bakar konvensional, ini bisa menjadi lompatan besar dalam industri EV. Namun, masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab, terutama soal ketersediaan global, tantangan teknis, dan infrastruktur pengisian daya.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 3 Polda Sulawesi Barat Menggelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis kepada Masyarakat
- 4 Rupiah Tak Kuasa Hadapi Tekanan Bertubi-tubi, Simak Prosyeksinya
- 5 Pemerintah Harus Kendalikan Kenaikan Impor
Berita Terkini
-
Garuda Indonesia Bergejolak! Rekrutmen Eks Lion Air Picu Kecaman Internal
-
Bus Tingkat Wisata Rute Situs Sejarah Jakarta Dihadirkan Transjakarta
-
Proyek Tanggul Laut Berlanjut, Ini Bakal Jadi Perlindungan Kota atau Beban Baru?
-
Komunikasi Efektif Pemerintah, Kunci Menangkal Kepanikan
-
Mengapa Motor Tak Layak Jadi Kendaraan Mudik? Cari Tahu Disini!