Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Buntut Dukung Invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Amerika Serikat Joe Biden Desak Tiongkok Soal Masa Depan Ekonomi dengan Barat, Kode Ancaman untuk Beijing?

Foto : Reuters

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengisyaratkan akan mempermasalahkan dukungan Tiongkok terhadap wacana kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia.

Biden mengatakan, Tiongkok tahu masa depan ekonominya berkaitan dengan negara-negara Barat. Bahkan, Biden sebelumnya mengingatkan Pemimpin Tiongkok Xi Jinping bahwa Beijing bisa menyesal jika mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya tidak mengancam tapi saya menjelaskan kepadanya-- memastikan dia memahami konsekuensi membantu Rusia," kata Biden kepada wartawan tentang percakapan teleponnya dengan Xi, dikutip dari Antara, Jumat (25/3).

"Saya menunjukkan jumlah perusahaan Amerika dan asing yang meninggalkan Rusia sebagai konsekuensi dari perilaku barbar mereka," lanjutnya.

Pemerintahan Biden telah menekan Tiongkok untuk menahan diri agar tak mendukung Rusia termasuk dengan membantunya melawan sanksi Barat dan memberikan bantuan militer.

Tiongkok tidak mengutuk tindakan Rusia di Ukraina, meskipun telah menyatakan keprihatinan mendalam atas terjadinya perang serta sanksi Barat, yang dianggap kontra produktif dan sepihak.

Komentar Biden menunjuk pada saling ketergantungan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat, mitra dagang terbesarnya.

Keterkaitan ekonomi yang saling tergantung antara Tiongkok dan AS itu merupakan daya tawar AS yang ingin digunakan Washington untuk mendorong Beijing menjauh dari Rusia setelah kedua negara menggembar-gemborkan kemitraan strategis "tanpa batas" pada Februari.

Tapi sanksi apa pun atau tindakan balasan lainnya terhadap Beijing akan memiliki efek limpahan bagi ekonomi AS juga, kata para ahli.

Namun, sudah ada tanda-tanda bahwa hubungan Tiongkok-Rusia mungkin merugikan investasi asing di Tiongkok, termasuk aliran modal yang signifikan dari negara itu sejak invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, menurut Lembaga Keuangan Internasional.

"Tiongkok memahami bahwa masa depan ekonominya jauh lebih terkait erat dengan Barat daripada ke Rusia," kata Biden dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan darurat di Eropa tentang perang Ukraina.

Sebelumnya, Tiongkok menjadi sorotan publik usai menyatakan dukungan terhadap wacana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk datang ke Indonesia dalam acara KTT G20.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin menuturkan, Rusia merupakan anggota penting G20. Dengan begitu, tak ada anggota yang berhak untuk menghentikan kedatangan orang nomor satu di Rusia itu ke Indonesia.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," kata Wang dalam jumpa pers, dikutip dari Reuters, Kamis (24/3).


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top