Bulog sebagai Stabilisator Harus Diperkuat
Efek psikologi pasar, jelasnya, membuat margin keuntungan petani padi turun drastis, bahkan berpotensi merugi. Apalagi saat ini, panen padi di tengah musim hujan menyebabkan petani kesulitan dalam penanganan pascapanen, karena keterbatasan sarana pengeringan gabah.
"Dengan kualitas padi yang rendah akibat intensitas hujan tinggi, membuat kadar rendemen gabah juga turun sehingga harga semakin tertekan," katanya.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), sebelumnya menyatakan lebih memprioritaskan penyerapan produksi gabah petani dalam negeri untuk memenuhi stok cadangan beras pemerintah, ketimbang melakukan impor.
"Walau kami mendapat tugas impor satu juta ton, belum tentu kami laksanakan karena kami tetap prioritaskan produk dalam negeri yang sekarang mencapai masa puncak panen raya," kata Buwas.
Total stok di gudang Bulog per 14 Maret 2021 mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial. Stok tersebut dinilai cukup untuk kebutuhan penjualan, program kesejahteraan sosial anak dan tanggap darurat bencana sesuai dengan kebutuhan Perum Bulog.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya