Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bulan Masih Romantis, Setia dan Edukatif

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Demikian juga dongengan ada nenek-nenek menenun di bulan. Ilmu pengetahuan telah bergerak maju dengan pesat. Posisi bulan, bumi, yang memutari matahari telah menjadi pengetahuan umum, dan gerhana diterima sebagai fenomena dan unik, sebagaimana, misalnya gempa bumi atau gunung meletus.

Saya generasi yang mengenal dongeng menakutkan, juga kiasan-kiasan romantis yang menggambarkan bulan ("di wajahmu, kulihat bulan"), atau puisi yang hanya sebaris karya Sitor Situmorang (Malam Lebaran, Bulan di atas kuburan), serta lirik-lirik lagu atau lukisan atau karya seni lainnya, sekaligus juga mendengar penjelasan ilmiah, edukatif mengenai proses gerhana.

Posisi di mana matahari bersinar, ketika terhalang bulan, atau bulan yang terhalang, disertai rincian perhitungan, termasuk ketika manusia menginjakkan kaki di bulan. Saya juga generasi yang dibahagiakan dengan humor tentang bulan.

(Orang Amerika berharap bisa hidup di Bulan, orang Indonesia hidup bertahan dari bulan ke bulan). Humor gerhana (jangan melihat langsung gerhana bulan, cukup dari bumi saja) dengan segala variasinya yang membuat "ngakak". Sungguh luar biasa.

Keajaiban yang bisa dinikmati, tanpa terbebani kisah yang "gelap", dan bisa dibicarakan dengan banyak orang. Lebih dari itu semua, peristiwa ini dinikmati bersama-bukan hanya mereka yang ahli, bukan hanya yang akan mengartikan dari sudut pandang seni, atau agama, saja. Fenomena alam yang berlaku untuk semua-terutama untuk generasi muda yang memang seharusnya lebih terbuka.

Komentar

Komentar
()

Top