Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bulan Kabisat Jadikan Imlek Selalu Jatuh di Awal Musim Semi

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk memperhitungkan setengah hari ekstra dalam setiap revolusi bulan, pembuat kalender menetapkan 29 hari untuk setengah bulan dan 30 hari lainnya. Untuk merekonsiliasi perbedaan pengukuran bulan dengan tahun matahari empat musim penuh, satu kabisat, atau bulan ekstra ditambahkan setiap dua atau tiga tahun.

Hasilnya adalah kalender lunisolar yang setiap periode 19 tahun terdiri dari 12 tahun dengan 12 bulan. Sedangkan 7 tahun diantaranya terdiri dari 13 bulan (bulan kabisat). Prasasti Tulang Peramal (Oracle Bone Script) dari dinasti Shang (1600-1046 SM) memberi bukti bahwa bulan kabisat telah diadopsi pada masa itu.

Pada masa Dinasti Qin (221 hingga 206 SM), kalender telah dibagi lagi menjadi 24 periode yang masing-masing terdiri dari 15 hari. Ini disebut sebagai istilah matahari dan pertengahan matahari, dan masing-masing diberi nama sesuai dengan perubahan musim yang sesuai, misalnya Bangun Serangga, Hujan Butir, Panas Hebat, Turunnya Embun Beku, dan lainnya.

Tanggal awal dari setiap istilah matahari dan pertengahan matahari ditentukan oleh posisi matahari di salah satu dari 12 tanda zodiak, yang dalam bahasa Tionghoa diwakili oleh hewan. Hewan-hewan ini sebagai contoh adalah tikus, lembu, harimau, kelinci dan lainnya.

Pada 104 SM Kaisar Wu dari dinasti Han (206 SM hingga 220 M) menyetujui reformasi kalender yang menetapkan awal tahun pada hari bulan baru pertama setelah matahari memasuki tanda ke-11 zodiak matahari, atau yang kedua. Bulan baru setelah titik balik matahari musim dingin. Ini juga merupakan hari pertama istilah matahari yang dikenal sebagai awal musim semi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top