Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Terry Gou, Pendiri dan Chairman Foxconn

Bukan Sekadar Ekspansi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meski lahir di Taiwan, Terry Gou tidak melupakan asal-usul orang tuanya di sebuah desa di Tiongkok dengan membangun sarana pendidikan.

Belum lama ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melakukan prosesi peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru Foxconn, di Mount Pleasant Wisconsin, AS. Foxconn adalah perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia, yang menjadi pemasok komponen raksasa-raksasa gawai, seperti Apple, Sony, Dell, Nokia, Motorolla, Atari, Amazon, dan lain-lain.

Pembangunan pusat produksi panel layar datar seluas dua juta meter persegi yang akan mempekerjakan sebanyak 13 ribu orang itu seolah menjawab kebijakan The Federal Reserve. Bank Sentral AS itu sedang gencar menaikkan suku bunganya yang diperkirakan menghisap arus modal dari seluruh dunia untuk beralih mencari keuntungan lebih besar di AS.

Meski berasal dari Taiwan, Foxconn memiliki 1,2 juta karyawan di Tiongkok daratan dan sekaligus menjadikan Tiongkok sebagai target teratas pasar ekspornya. Di tengah pusaran perang dagang AS-Tiongkok, pembukaan kompleks pabrik tersebut seolah menjadi kemenangan kecil bagi Trump, yang sedang agresif melancarkan serangan tarif impor terhadap Tiongkok.

Foxconn, yang merupakan bagian dari Hon Hai Precision Industry, didirikan oleh Terry Gou pada 1974. Perusahaan multinasional ini terkenal karena dominasinya di sektor outsourcing khusus, sehingga populer dengan perusahaanperusahaan Eropa, Jepang, dan AS yang ingin mengurangi biaya tenaga kerja mereka tanpa mengorbankan kualitas.

Saat ini, Hon Hai yang menjadi induk perusahaan Foxconn, berkembang hingga memiliki sekitar 40 pabrik yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu, perusahaan itu juga memiliki fasilitas dan laboratorium penelitian di AS, Jepang, Meksiko, Brasil, India, dan Vietnam. Pada 2015, Forbes mencatat Terry Gou sebagai orang terkaya kedua di Taiwan dan orang terkaya ke-240 di dunia.

Terry Gou mengawali Hon Hai dengan uang pinjaman 7.500 dollar AS dari ibunya. Kedua orang tuanya berasal dari Desa Gewan, Provinsi Shanxi, Tiongkok, yang melarikan diri ke Taiwan karena perang saudara pada 1949. Ayah Terry Gou pernah menjadi tentara saat Tiongkok berperang dengan Jepang pada 1931-1945. Kemudian, dia menjadi polisi dan bermigrasi ke Taiwan.

Terry Gou dilahirkan di Banqiao, Taiwan, pada 8 Oktober 1950, dengan nama Gou Tai-ming. Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adik-adiknya bernama Tai-Chiang Gou dan Tai-Cheng Gou.

Gou berhasil menyelesaikan pendidikan hingga tamat kuliah di Taipei College of Maritime Technology, lalu melaksanakan wajib militer selama dua tahun. Selanjutnya, Gou bekerja sebagai karyawan di beberapa pabrik, seperti pabrik karet, ban, dan tanaman obat-obatan.

Debutnya dengan Hon Hai dimulai dengan memproduksi tombol-tombol plastik untuk mengubah saluran televisi hitam-putih. Pada awal 1980-an, dia memperluas industri dengan memproduksi komponen personal computer (PC).

Produk pertamanya adalah konektor, bagian yang relatif sederhana, namun sangat dibutuhkan untuk menggabungkan komponenkomponen dalam PC.

Dengan adanya lonjakan biaya produksi di Taiwan, pada 1988, Gou mendirikan pabrik pertama di Shenzhen, Tiongkok. Seiring meredanya ketegangan antara Beijing dan Taipei dan perbaikan ekonomi besarbesaran Tiongkok, Gou lalu menjadikan Shenzhen dan Hong Kong sebagai garis depan ekspansi pasarnya di Tiongkok.

Meski kecil, namun cabang Hon Hai di Shenzhen berkembang cepat dengan banyak mengirim penjualan kepada pelanggan. Gou mulai menerima permintaan untuk membuat konektor bagi joystick konsol permainan Atari. Dengan adanya permintaan yang cukup besar, Gou mengamankan sebidang tanah yang lebih besar yang akan menjadi pabrik baru Longhua Sains dan Teknologi Park, di Shenzhen. Setahun kemudian, Longhua memiliki hampir 1.000 pekerja dengan kantor jajaran eksekutif yang ditempatkan dalam kontainer sepanjang 20 kaki.

Pada 1995, ketika Michael Dell mengunjungi Tiongkok Selatan, Gou menawarkan untuk mengatur pertemuan dengan pejabat setempat, yang dia tahu dengan kesempatan Gou dapat mengantar orang Amerika berusia 30 tahun itu ke bandara. Secara cerdik, dalam perjalanan Gou mengambil rute memutar untuk memamerkan pabriknya.

Pahlawan Orang Desa

Meskipun lahir di Taiwan, Gou tidak melupakan asal usul orang tuanya yang berasal dari Desa Gewan, Provinsi Shanxi, Tiongkok. Dia menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk pembangunan di desa tersebut, seperti sekolah, infrastuktur jalan dan jembatan, peternakan, dan yang luar biasa adalah membangun pabrik Foxconn dengan jumlah pekerja 20 ribu orang. Oleh karena itu, bagi masyarakat sekitar, Gou dianggap sebagai pahlawan.

Gou menikah dengan Serena Lin pada usia 24 tahun dan memiliki satu orang putra dan satu orang putri. Pada 2005, Serena Lin meninggal karena kanker payudara pada usia 55 tahun. Pada 26 Juli 2008, dia menikah lagi dengan seorang koreografer bernama Delia Tseng. Dari pernikahan kedua, dia kembali memiliki seorang putra dan seorang putri.

Gou adalah sosok yang mudah tersentuh, terutama menyangkut karyawan. Dalam benaknya, karyawan adalah aset berharga bagi perusahaan, sehingga kebutuhannya perlu diperhatikan.

Gou menuturkan melakukan investasi cukup banyak untuk memperbaiki kebutuhan nutrisi karyawan lewat penyediaan makanan. Jadi, awalnya para pekerja berpendapatan rendah tidak punya akses pada makanan yang sehat, tapi sekarang sudah tercukupi.

Kini, Han Hoi akan masuk babak baru dalam industri 4.0 dan bertransformasi dari JDM (join design manufacture) menjadi IIDM (inovation integration design manufacture).

BIODATA

Nama: Terry Gou

Tempat, Tanggal Lahir : Banqiao, 8 Oktober 1950

Kebangsaan : Taiwan

Pendidikan :
• Sarjana Taipei College of Maritime Technology Jabatan : Pendiri dan Chairman Foxconn

selocahyo/fortune/ wsj/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top