Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pantura

Budaya Mistis yang Tetap Eksis

Foto : KORAN JAKARTA/Teguh Rahardjo
A   A   A   Pengaturan Font

Unsur mistis ini muncul karena setiap kali digelar, tak lupakeberadaan dupa dan kemenyan, atau kembang tujuh warna ikut hadir di dalamnya.Aura mistis ini kental pada pagelaran sintren.

Pada pergelarannya, seseorang gadis akan ditidurkan di atas tikar dan kain kafan. Dalam keadaan tak sadar tubuhnya diikat dengan tambang, lalu ditutupi kain kafan dan terpal. Diiringi dengan musik khas pantura, tarling (gitar suling) dengan dinyanyikan lagu oleh sinden.

Di samping tubuhyang terbaring, ada sebuahkurungan ayam yang terbuat dari bambu, terlihat tertutup kain warna hitam. Sementara di sekelilingnya, para pawang sintren bersiap. Dengan setelan baju serba hitam pawang itu beberapa kali menabur kemenyan di atas tungku yang menyala. Aroma kemenyan pun menyeruak di tempat digelarnya pertunjukkan seni tari khas pesisir ini.

Tungku dengan asap kemenyan yang menyelimutinyadiedarkan mengelilingi kurungan dan pelaku sintrenyang terbaring. Dengan rapalan mantra khas bahasa Cirebonan, tubuh yang terbungkus kain kafan dan tikar itu kemudian dibuka dan ternyata sudah kosong.

Musik terus mengalun, dua orang penari lalu membuka kurungan dan ternyata gadis itu sudah berpindah ke dalam kurungan. Tidak lagi terikat namunsudah berganti baju dengan kostum penari sintren warna merah, mengenakan selendang, mahkota, dan kacamata hitam.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top