Budaya Basque yang Terus Tergerus
Euskara telah dibentuk dari waktu ke waktu oleh kontak dekat Basque dengan alam. Lingkungan mereka mengilhami kumpulan kata-kata yang sangat banyak untuk menggambarkan lembah hijau mereka, puncak yang menakjubkan, garis pantai biru, dan langit yang lebih biru.
Tonggak sejarah Euskara di wilayah Basque telah berlangsung selama ribuan tahun. Namun buku pertama di Euskara belum dicetak hingga 1545 di Bordeaux, Prancis. Sedangkan sekolah Basque pertama dibuka pada 1914 di San Sebastian, 30 tahun sebelum sekolah Basque dipaksa tutup di bawah pemerintahan Jenderal Jenderal Francisco dari Spanyol.
Bahasa Euskara dibakukan pada 1968, membuka jalan bagi penulis untuk menulis di Euskara. "Cendekiawan terbaik dalam bahasa Basque, Koldo Mitxelena, pernah berkata, bahwa keajaiban Basque adalah bagaimana ia mampu bertahan," kata Pello Salaburu, profesor dan direktur di Institut Bahasa Basque di The University of the Basque Country di Bilbao. "Sungguh, merupakan keajaiban bahwa ia bertahan tanpa memiliki lektur, tanpa orang yang dididik di Basque," kata dia.
Euskara telah dibentuk dari waktu ke waktu oleh kontak dekat Basque dengan alam. Lingkungan mereka mengilhami kumpulan kata-kata yang sangat banyak untuk menggambarkan lembah hijau mereka, puncak yang menakjubkan, garis pantai biru, dan langit yang lebih biru.
Bahasanya berisi beragam kosa kata untuk lanskap, hewan, angin, laut dan sekitar 100 cara untuk mengatakan kupu-kupu. Bahasanya mungkin sebagian masih ada karena penutur awalnya secara geografis terpencil dari dunia luar oleh Pegunungan Pyrenees.
Orang Basque merasa bahwa bahasa adalah ciri terpenting yang mengidentifikasi mereka sebagai suatu bangsa. "Tapi saya akan mengatakan bahwa itu tidak terisolasi seperti yang dikatakan orang, karena banyak orang menggunakan tanah ini," kata Salaburu. "Orang-orang Basque merasa bahwa bahasa adalah ciri terpenting yang mengidentifikasi mereka sebagai suatu bangsa. Mereka hanya tidak ingin kehilangannya," ujar dia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya