Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Buah Pemerintah yang Tidak Tegas

Foto : Sanjay KANOJIA / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Pekan lalu, penyelenggara acara menyatakan 9,1 juta jamaah mengunjungi Haridwar untuk mengikuti festival Kumbh Mela di tengah kritikan tajam. Pada awal Maret 2021 pakar kesehatan India telah memperingatkan varian baru virus korona yang lebih menular. Dengan keadaan tersebut, membiarkan jutaan orang berkumpul dengan mayoritas tanpa masker, sangat tidak bijaksana.
Mantan menteri utama Uttarakhand, Trivendra Singh Rawat, mengatakan kepada Geeta Pandey dari BBC, dia telah merencanakan Kumbh Mela menjadi "peristiwa simbolis terbatas" (limited symbolic event) sejak awal karena para ahli memberi tahu dia pandemi Covid-19 belum akan segera berakhir.
"Festival ini menarik orang tidak hanya dari India, tapi juga negara lain. Saya khawatir orang sehat akan mengunjungi Haridwar dan membawa infeksi ke mana-mana," ujar Rawat seperti dikutip BBC.
Tapi hanya beberapa hari sebelum festival, posisinya digantikan oleh Tirath Singh Rawat. Ia kemudian mengatakan, "Atas berkat Ma Gangga (dewi sungai) di aliran, tidak akan ada korona," sebuah kalimat yang menjadi terkenal.
Kepala petugas medis di negara bagian Haridwar, Dr Shambhu Kumar Jha, menyebutkan pengelolaan jutaan orang yang berkerumunan menjadi sangat sulit karena orang tidak datang dengan laporan negatif.
"Tidak dapat menolak orang saleh yang datang jauh-jauh karena didorong oleh iman. Anda tidak bisa menggantung orang karena ingin menghadiri festival keagamaan, bukan?" kata Kumar Jha setengah bertanya.

SOP Sulit
Namun di tengah keinginan tersebut ada prosedur operasi standar (SOP) yang perlu ditegakkan. "Dengan kerumunan sebesar itu, SOP menjadi hampir mustahil diikuti. SOP terlihat sangat bagus di atas kertas, tetapi tidak mungkin menerapkannya," kata pendiri sebuah lembaga pemikir di Uttarakhand, Anoop Nautiyal.
Nautiyal, yang telah menyusun data kementerian kesehatan sejak negara bagian mencatat kasus pertama pada 15 Maret 2020, mengatakan, Uttarakhand telah mencatat 557 kasus dalam seminggu. Yaitu dari 14 hingga 20 Maret 2021, tepat ketika para peziarah mulai berdatangan.
Selanjutnya kasus meningkat pesat setelah itu. ada 38.581 kasus antara 25 April dan 1 Mei, pekan terakhir festival. "Salah jika mengatakan semua kasus karena festival, tapi lonjakan itu terjadi bersamaan dengan festival," katanya.
Ahli epidemiologi Dr Lalit Kant mengatakan, "Ada yang bilang jamaahnya akan menganggap virus korona sebagai prasad (berkat Tuhan). Sungguh tragis para peziarah membawa infeksi ke mana-mana," ujarnya.
"Saya tidak dapat memikirkan apa pun yang dapat dilakukan sekarang untuk memperbaiki situasi. Kapal kami telah pergi terlalu jauh ke laut. Kami bahkan tidak dapat kembali ke tempat yang aman di pelabuhan. Ini sangat, sangat tragis. Saya hanya berdoa agar infeksinya ringan dan orang-orang bisa mengatasinya," ujar dia. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top