Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BRIN Ingatkan Pentingnya Mitigasi Hadapi Bencana Tsunami

Foto : Antara/Irwansyah Putra

Ilustrasi. Wisatawan mancanegara mengunjungi destinasi wisata edukasi bencana alam Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, Aceh, Kamis (4/1/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Episentrum gempa bumi yang terletak di lepas pantai barat Pulau Sumatra telah menciptakan gelombang tsunami dahsyat yang meluas hingga ke Sri Langka, India, dan Thailand. Bencana alam itu menewaskan sekitar 230.000 jiwa di 14 negara yang memiliki pantai, dan Indonesia adalah negara paling parah terdampak tsunami.


Franto menuturkan beberapa metode kini digunakan untuk melihat skenario tsunami dan melihat lokasi, bukan melakukan prediksi.

Pada 11 Maret 2024, gelombang tsunami juga menyapu Jepang akibat guncangan gempa bumi. Dalam tujuh tahun pasca tsunami di Aceh, umat manusia telah belajar banyak hal untuk mengurangi dampak dari bencana tersebut.

"Tidak ada mitigasi yang tersedia (di Aceh) pada saat itu. Namun di Jepang, Jepang adalah negara yang paling siap dalam merespons tsunami," kata Franto.

Catatan tentang tsunami, imbuh Franto, sebetulnya sudah ada sejak zaman dahulu kala. Pada 426 sebelum masehi, sejarahwan Yunani bernama Tcucydides menerangkan dalam bukunya berjudul Sejarah Perang Poloponnesian tentang penyebab tsunami.


Tcucydides merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa gempa bumi laut menjadi penyebab tsunami.

Sejarahwan Romawi bernama Ammianus Marcellinus menggambarkan rangkaian tsunami, termasuk gempa bumi yang baru terjadi, laut surut secara tiba-tiba, dan gelombang raksasa muncul, setelah tsunami tahun 365 masehi yang meluluhlantakkan Alexandria.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top