Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Pandemi

Brasil Setujui Penggunaan Dua Vaksin

Foto : AFP/NELSON ALMEIDA

Vaksinasi Pertama - Perawat bernama Monica Calazans jadi orang pertama yang divaksinasi dengan CoronaVac di Rumah Sakit Clinicas di Sao Paulo, Brasil, pada Minggu (17/1). Kampanye vaksinasi massal di Brasil akan dimulai pada Rabu (20/1).

A   A   A   Pengaturan Font

SAO PAULO - Regulator kesehatan Brasil, Anvisa, pada Minggu (17/1) menyetujui penggunaan darurat atas dua vaksin virus korona. Secara bersamaan, Brasil pun memulai kampanye vaksinasi massal setelah datangnya gelombang kedua Covid-19 di Negeri Samba itu mengakibatkan lebih dari 1.000 orang tewas per harinya.

"Seorang perawat di Kota Sao Paolo berusia 54 tahun bernama Monica Calazans, jadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin CoronaVac yang dikembangkan perusahaan dari Tiongkok, SinoVac, dan Butantan Institute di Sao Paolo," demikian pernyataan Anvisa.

Vaksinasi Covid-19 diprioritaskan diberikan pada staf medis, warga lansia diatas usia 75 tahun, dan penduduk asli.

Selain CoronaVac, Anvisa juga telah menyetujui vaksin yang dikembangkan AstraZeneca-Oxford University, Covishield. Anvisa pun menyatakan bahwa kedua vaksin ini bisa dipergunakan dalam kampanye vaksinasi massal setelah jumlah warga yang tewas akibat Covid-19 di Brasil saat ini telah melampaui angka 209 ribu jiwa.

"Pemerintah Brasil sudah mendistribusikan vaksin ke seluruh 27 negara bagian pada Senin (18/1) agar kampanye vaksinasi massal bisa dimulai pada Rabu (20/1)," kata Menteri Kesehatan Brasil, Eduardo Pazuello.

Brasil yang memiliki populasi sebanyak 213 juta orang, agak terlambat memulai kampanye vaksinasi Covid-19 massal setelah pandemi dijadikan isu politik oleh Presiden Jair Bolsonaro. Dalam setiap pernyataannya, Bolsonaro mengatakan bahwa wabah virus korona tak terlalu membahayakan dan ia menolak diberlakukannya penguncian wilayah (lockdown) hingga menolak penggunaan masker.

Sementara itu vaksin CoronaVac juga tak luput dari isu politik antara Bolsonaro yang menentangnya dan Gubernur Sao Paolo, Joao Doria, yang mendukung penggunaan vaksin buatan Tiongkok itu.

Rumah Sakit Kewalahan

Disetujuinya penggunaan dua vaksin oleh Anvisa terjadi ditengah datangnya gelombang kedua wabah Covid-19 yang mengakibatkan semua rumah sakit di Ibu Kota Negara Bagian Amazonas, Manaus, kewalahan menerima pasien inap dan kehabisan cadangan oksigen untuk alat bantu pernafasan.

Karena rumah sakit tak bisa menampung pasien inap, maka penderita Covid-19 harus dikirimkan ke rumah sakit-rumah sakit di negara bagian lainnya.

Jumlah korban tewas akibat Covid-19 di Manaus dalam 4 hari terakhir juga semakin bertambah sehingga pihak rumah sakit harus mendatangkan truk yang dilengkapi alat pendingin untuk menyimpan jasad-jasad dan tempat pemakaman umum pun terus sibuk menguburkan warga yang tewas akibat pandemi ini.

Lonjakan kasus Covid-19 di Manaus diduga akibat penyebaran varian baru virus korona yang baru-baru ini terdeteksi di Jepang. Para ilmuwan menyatakan bahwa varian baru virus korona ini lebih mudah menular.

Lonjakan kasus Covid-19 telah memaksa pemerintah di Negara Bagian Amazonas untuk melakukan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus selama 15 hari terhitung sejak Jumat (15/1) pekan lalu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top