
BPOM Menyarankan Masyarakat untuk Mengecek Tabel Nilai Gizi sebelum Mengonsumsi Pangan
Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Dwiana Andayani, menjelaskan pentingnya membaca tabel informasi nilai gizi pada kemasan produk dalam temu media di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Foto: ANTARAJAKARTA– Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyarankan masyarakat untuk mulai rajin mengecek tabel Informasi Nilai Gizi (ING) pada kemasan sebelum mengonsumsi pangan olahan.
"Kalau dulu kita masih menangani penyakit infeksi seperti tuberkulosis (Tb), sekarang bergeser ke penyakit akibat gaya hidup, seperti stroke, penyakit kardiovaskular, kejadian penyakit jantung di usia muda lebih tinggi," kata Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Dwiana Andayani, dalam temu media di Jakarta, Selasa (4/3).
Dwiana mengatakan penyakit lain yang kini menjadi sorotan adalah obesitas karena berisiko menyebabkan komplikasi penyakit seperti stroke dan diabetes.
- Baca Juga: Pemerintah-Eramet Sepakat Susun Roadmap Hilirisasi Nikel
- Baca Juga: Toleransi antarumat beragama
Obesitas di Indonesia cenderung terjadi karena adanya konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih, kurang konsumsi buah dan sayur berlebih serta kurangnya aktivitas fisik sehari-hari.
Mengutip data Survei Kesehatan Indonesia 2023, 47,5 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari, 30,4 persen lainnya gemar mengonsumsi makanan asin lebih dari satu kali per hari, sedangkan 96,7 persen kurang mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral.
Dwiana melanjutkan penyebab lain yang membuat seseorang mudah terkena obesitas adalah kurangnya informasi yang didapat ketika membeli atau mengonsumsi suatu produk tertentu.
Dia menyayangkan hal tersebut karena seharusnya, masyarakat bisa lebih teliti dan cermat membaca tabel Informasi Nilai Gizi (ING) pada kemasan produk.
"Padahal tabel ING dapat kita gunakan untuk membandingkan dan memilih makanan atau minuman berdasarkan kandungan gizinya," ujar Dwiana.
Oleh karena itu, Dwiana mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan mengonsumsi makanan dengan rajin membaca tabel ING agar tidak terkena diabetes. Caranya yaitu dengan memperhatikan takaran saji dan jumlah sajian per kemasan.
Menurutnya, satu kemasan pangan dapat memiliki lebih dari satu takaran saji atau dapat dikonsumsi lebih dari satu kali waktu makan.
"Satu kemasan keripik kentang misalnya itu dapat dikonsumsi dalam dua waktu konsumsi atau dikonsumsi oleh dua orang dalam waktu yang sama," katanya.
Langkah selanjutnya yaitu dengan mencermati keterangan kandungan gizi dan mencermati jumlah energinya. Akan lebih baik jika masyarakat memilih makanan atau minuman dengan kandungan energi yang sesuai dengan kebutuhan.
Pilih pula zat gizi sesuai kebutuhan dengan mencermati kandungan zat tersebut, seperti garam, gula, dan lemak.
"Pilih produk dengan kandungan gula, garam dan lemak yang lebih rendah, pertimbangkan GGL dari sumber pangan yang lain," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Dwiana turut menyatakan bahwa BPOM telah mengatur ketentuan label gizi untuk mendukung upaya penanggulangan risiko penyakit tidak menular, khususnya pengendalian konsumsi GGL.
Strategi pengendalian konsumsi GGL pun sudah dituangkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 Pasal 194, 195, dan 200. Strategi itu diantaranya berupa penetapan pencantuman informasi nilai gizi termasuk informasi kandungan GGL, pesan kesehatan dan label gizi depan kemasan pada pangan olahan dan/atau pangan olahan siap saji.
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 4 Soal Penutupan TPA Open Dumping, Menteri LH: Ada Tahapan Sebelum Ditutup Total
- 5 Rekrutmen Taruna TNI 2025 Sudah Dibuka, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya