![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
BPOM: Kata Susu pada SKM Tak Perlu Dihapus
Foto: istimewaJAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito, mengatakan produsen tidak perlu menghapus kata susu dalam produk kemasan susu kental manis (SKM).
Selain itu, dia mengatakan tidak perlu ada penarikan produk SKM karena walau bagaimanapun, jenis pelengkap makanan itu aman dikonsumsi. "Tidak perlu ada yang ditarik," kata Penny, di Jakarta, Senin (9/7)
Menurut dia, kesalahan pemahaman sebagian masyarakat adalah SKM memiliki kandungan gizi yang setara dengan produk susu, seperti susu bubuk.
Padahal, kata dia, kandungan susu dalam SKM sangat sedikit sehingga tidak bisa menjadi pilihan masyarakat dalam menjadikannya sebagai alternatif produk susu. SKM hanya menjadi makanan pelengkap saja.
Di sebagian kalangan lain, kata dia, SKM bahkan dijadikan produk pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu.
Dalam hal itu, Penny menyoroti iklan produk SKM yang seolah-olah mencitrakan susu kental manis memiliki kandungan gizi tinggi setara susu. Dia khawatir, jika citra SKM seperti itu di kalangan masyarakat, bisa menjadikan susu kental manis sebagai pengganti susu bahkan Air Susu Ibu (ASI).
"Sekarang meluruskan informasi ke depan, tidak ada lagi iklan yang salah memberikan persepsi dan edukasi pada masyarakat," kata dia.
Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru BPOM, Tetty Helfery Sihombing, mengatakan SKM merupakan produk susu yang dipekatkan.
SKM, kata dia, dapat dibuat dengan cara mengolah susu bubuk, kemudian dicampur gula.
Untuk hal tersebut, dia mengajak masyarakat teliti sebelum membeli, seperti membaca kandungan SKM di label yang tertera.
Ant/P-5
Redaktur: M Husen Hamidy
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 2 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
- 5 Danantara Harus Bisa Membiayai Percepatan Pensiun Dini PLTU
Berita Terkini
-
Berpacu dengan Waktu, Perbaikan Jalan Rusak di Pantura Terus Dikebut
-
Agar Tak Sekedar Janji Semata, Penerapan Zero ODOL Butuh Bukti Nyata
-
Jangan Sampai Terbuai, PDB Tak Cerminkan Kualitas Pembangunan Ekonomi
-
Jika Regulasi Longgar, Pinjol Bisa Jadi Bom Waktu
-
Studi: Energi Bersih Dorong Pertumbuhan PDB Tiongkok pada Tahun 2024