BPBD Penajam Lakukan Mitigasi Banjir Rob di Wilayah Pesisir
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Sukadi Kuncoro.
Foto: ANTARA/Nyaman Bagus PurwaniawanPENAJAM PASER UTARA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, melakukan mitigasi atau upaya mengurangi dampak banjir rob akibat kenaikan permukaan air laut di wilayah pesisir di daerah yang dikenal Benuo Taka itu.
"Kami lakukan langkah kurangi dampak banjir rob di pesisir, karena pasang air laut tinggi hingga rendam wilayah permukiman warga," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Sukadi Kuncoro di Penajam, Senin (18/11).
Langkah yang dilakukan antara lain, lanjut dia, mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat dan melakukan normalisasi saluran air di wilayah pesisir, serta sejumlah upaya lainnya.
Setiap tahun air laut meningkat akibat panas global yang menyebabkan lapisan es di Kutub Utara mencari, jelas dia lagi, sehingga kenaikan permukaan air laut mengakibatkan banjir rob yang juga dirasakan warga yang tinggal di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara.
Dengan intensitas hujan yang cukup tinggi mengguyur Kabupaten Penajam Paser Utara, pasang air laut menjadi lebih tinggi dan menggenangi daratan, bahkan meluap hingga ke permukiman warga
"Kendati bakau sudah ditanam di pesisir sebagai pelindung alami gelombang laut, tapi warga harus tetap waspada dengan banjir rob," ujarnya.
"Fenomena banjir rob berpotensi timbulkan kerugian ekonomi bagi warga terdampak," tambahnya.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara telah melakukan identifikasi dan pemetaan terhadap daerah rawan banjir rob sebagai langkah melakukan mitigasi.
Sebanyak enam rukun tetangga (RT) di wilayah pesisir berada di Kecamatan Penajam yang paling rentan terdampak banjir rob, di Kelurahan Tanjung Tengah, Saloloang dan Kelurahan Pejala
"Terdata ribuan jiwa potensi terkena dampak banjir rob di wilayah pesisir itu," katanya.
Selain merendam pemukiman warga, banjir rob juga berpotensi merusak infrastruktur, lahan pertanian, dan mengancam mata pencaharian warga pesisir, demikian Muhammad Sukadi Kuncoro.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- Sebanyak 177 Puskesmas di NTB Berikan Layanan Kesehatan Gratis
- Perkuat Posisi di Industri, Perusahaan Elektronik Ungkap Tiga Strategi
- RS Polri Kembali Terima Dua Kantong Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza
- Swiatek Melaju Mudah ke Semifinal
- Sindikat Spesialis Perampokan Rumah Kosong di Jakarta Ditangkap