Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pilpres Filipina

Bongbong Tolak Bantuan AS dalam Negosiasi LTS

Foto : Facebook

Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Putra mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos, mengatakan ia akan menolak tawaran bantuan potensial dari sekutu lama Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi dengan Tiongkok mengenai sengketa Laut Tiongkok Selatan (LTS), jika terpilih sebagai presiden pada Mei.

"Upaya untuk menegakkan putusan pengadilan arbitrase internasional 2016 yang menolak klaim historis Beijing atas jalur air yang disengketakan, tidak lagi layak karena Tiongkok telah menolak putusan tersebut," ucap kandidat presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, dalam sesi rekaman wawancara televisi yang akan disiarkan oleh jaringan ABS-CBN padaSelasa (25/1).

"Masalahnya adalah antara Tiongkok dan kami. Jika AS masuk, itu pasti akan gagal," kata Bongbong ketika ditanya apakah Filipina cukup kuat untuk terlibat dalam perang defensif dengan Tiongkok dan bagaimana dia berencana untuk berurusan dengan Beijing.

"Berperang dengan Tiongkok di LTS tidak akan menjadi pilihan dan harus dianggap sebagai ide yang menggelikan," imbuh dia.

Bongbong Marcos juga mengatakan bahwa arbitrase kini bukan lagi opsi bagi Filipina seraya menambahkan bahwa Filipina harus terus melibatkan Tiongkok.

"Saya akan kembali ke premis bahwa kita tidak boleh membiarkan diplomasi gagal," kata Bongbong Marcos. "Ini adalah satu-satunya pilihan yang kita miliki," imbuh dia.

Tanggapan Robredo

Sementara itu kandidat presiden yang saat ini menjadi Wakil Presiden Filipina, Leni Robredo, pada Rabu (26/1), mengatakan bahwa hubungan Filipina dengan Tiongkok harus didasarkan pada saling menghormati dan kepatuhan terhadap hukum internasional. Oleh karenanya putusan pengadilan arbitrase internasional pada 2016 yang dimenangkan Filipina merupakan sebuah kemenangan besar.

"Pertama, kami memiliki putusan arbitrase yang menguntungkan kami. Ringkasan utama dari keputusan itu adalah bahwa Laut Filipina Barat adalah milik kita," kata Robredo mengacu penamaan oleh Manila untuk wilayahnya di LTS.

"Itu milik kami dan kami akan berjuang untuk itu. Karena itu, fokus dari semua upaya adalah untuk kepentingan terbaik rakyat Filipina," kata Robredo dalam sebuah wawancara yang juga ditayangkan di ABS-CBN. "Ini bukan hanya tentang kedaulatan, tetapi tentang mata pencaharian para nelayan kita," imbuh dia.

Robredo juga mengatakan bahwa Filipina harus menggunakan keputusan 2016 sebagai pengaruh untuk menciptakan koalisi negara-negara yang secara bersama Filipina turut dalam melindungi Laut Filipina Barat.

Sementara kandidat presiden lainnya, Senator Panfilo Lacson, pada awal pekan ini mengatakan ia akan berusaha untuk menjaga wilayah maritim Manila di LTS tetap aman sambil mempertahankan hubungan dengan AS.RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top