Bolsonaro Tinggalkan Warisan Mengerikan di Hutan Amazon
Di bawah presiden Brazil Bolsonaro, sekutu agribisnis, deforestasi tahunan Hutan Amazon rata-rata naik 75,5 persen dari dekade sebelumnya.
Foto: AFP/Michael DantasJAKARTA - Deforestasi Hutan Amazon Brazil meningkat 150 persen pada Desember 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut pemerintah. Angka yang menyajikan laporan suram untuk Presiden Jair Bolsonaro di akhir masa jabatannya.
Pemantauan satelit mendeteksi 218,4 kilometer persegi (84,3 mil persegi) tutupan hutan hancur di hutan hujan terbesar di dunia itu bulan lalu, menurut program pengawasan DETER badan antariksa nasional (INPE).
Cakupan area tersebut bertambah lebih dari 150 persen dari 87,2 kilometer persegi (33,7 mil persegi) yang hancur pada Desember 2021, menurut INPE.
Bolsonaro yang digantikan oleh Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pada 1 Januari lalu, memicu protes internasional selama empat tahun menjabat karena kebakaran dan penebangan menghabiskan hutan Amazon, sumber daya utama untuk membatasi perubahan iklim.
Di bawah kepemimpinan Bolsonaro, sekutu agribisnis, deforestasi tahunan di Amazon rata-rata naik 75,5 persen dari dekade sebelumnya.
"Pemerintahan Bolsonaro mungkin sudah berakhir, tetapi warisan lingkungannya yang tragis masih akan terasa untuk waktu yang lama," kata Marcio Astrini, sekretaris eksekutif Observatorium Iklim, sebuah koalisi kelompok lingkungan, dalam sebuah pernyataan.
Rekor itu adalah rekor Desember terburuk ketiga untuk program DETER, setelah 2017 dan 2015.
Deforestasi pada 2022 juga mendekati rekor tertinggi selama bulan-bulan musim kemarau penting di bulan Agustus, September, dan Oktober, ketika penebangan dan kebakaran sering terjadi karena cuaca kering.
Para ahli mengatakan, kehancuran terutama dipicu oleh pertanian dan perampas tanah yang membuka hutan untuk ternak dan tanaman.Lula, yang memimpin penurunan tajam deforestasi saat memimpin Brazil dari 2003 hingga 2010, telah berjanji untuk memulai kembali program perlindungan lingkungan Brazil, memperjuangkan nol deforestasi, dan memastikan raksasa Amerika Selatan itu berhenti menjadi "paria" dalam masalah iklim.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Sukses Digelar, Pertamina Eco RunFest 2024 Diikuti 12.300 Pelari
- Sebanyak 110,67 Juta Orang, Diprediksi Lakukan Perjalanan Nataru
- Swedia akan Danai Ukraina Produksi Mandiri Rudal Jarak Jauh
- PLN EPI: Pengembangan Cofiring Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan
- Kanye West Digugat Bintang America's Next Top Model Atas Kasus Pelecehan Seksual dan Pencekikan